Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MENTERI Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman telah menyiapkan ganti rugi untuk para petani yang sawahnya terendam banjir di Bojonegoro, Jawa Timur.
Sebelumnya, ratusan hektare (ha) tanaman padi di Kecamatan Balen, Kanor, dan Baureno, di Kabupaten Bojonegoro, mengalami gagal panen akibat luapan Sungai Bengawan Solo.
"Kita sudah perhitungkan. Di Bojonegoro itu 1.000 ha. Kita ganti benihnya, kan ada asuransi. Itulah fungsi asuransi," kata Mentan, di Jakarta, Senin (6/2).
Dia menggaransi proses pencairan dana asuransi itu bakal rampung hanya dalam waktu satu minggu ke depan.
Dia menjelaskan kini sudah ada program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dicanangkan pemerintah dan dapat dimanfaatkan para petani di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, hingga awal Februari, total lahan sawah yang sudah mengikuti AUTP baru 100 ribu ha dari jumlah yang ditargetkan di 2017 yakni 1 juta ha.
Dengan total 1 juta ha sawah yang mengikuti AUTP, Amran mengatakan jumlah tersebut sangat besar karena berdasarkan perhitungan, luas lahan yang terendam banjir setiap tahunnya hanya 200 ribu ha.
Dalam implementasinya, besaran premi AUTP yang ditetapkan per ha per musim tanam sebesar Rp180 ribu. Akan tetapi, sebanyak 80% atau Rp144 ribu ditanggung pemerintah. Artinya, para petani cukup hanya membayar Rp36 ribu per ha setiap musim tanam.
Dengan total anggaran mencapai Rp350 miliar, para petani yang mengikuti program itu dapat mengajukan klaim jika lahan pertanian yang mereka garap mengalami gagal panen akibat banjir ataupun gangguan hama.
Pada kesempatan terpisah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementan menandatangani kerja sama dengan Balitbang Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan Kepala Balitbang Kementan Muhammad Syakir bersama dengan Kepala Balitbang Kemenkes Siswanto, di Gedung Balitbang Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Kerja sama dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit antraks pada hewan peternakan.
"Hari ini kita melakukan MoU bukan hanya sebatas MoU, ini untuk penyelesaian-penyelesaian yang berhubungan dengan pertanian dan kesehatan," ungkap Syakir di lokasi, kemarin.
Dalam kerja sama tersebut, Syakir mengatakan pihaknya bersama dengan Balitbang Kemenkes akan bersinergi untuk dapat memperhatikan masalah kesehatan yang berhubungan dengan manusia dan hewan. (Pra/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved