Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Komit Menjaga Pangan Bergejolak

06/2/2017 10:37
Komit Menjaga Pangan Bergejolak
(MI/Susanto)

PEMERINTAH berkomitmen menjaga komponen harga pangan bergejolak (volatile food) yang akan menggenggam capaian inflasi nasional tahun ini meski pemerintah juga perlu menakar penyesuaian harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan gejolak ekonomi global yang memengaruhi inflasi inti.

Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, harga pangan tidak bisa terbebas begitu saja dari pengaruh faktor di luar kendali pemerintah. Hal itulah yang terjadi pada harga cabai rawit merah saat ini. "Itu karena hujan, hujan karena iklim. Iklim tidak bisa ditentukan," ujar Enggar seusai membuka acara jalan sehat yang diselenggarakan Media Indonesia, di Jakarta, kemarin.

Sebagaimana diketahui, komponen harga pangan bergejolak ialah pendorong utama inflasi sepanjang 2016 yang mencapai 3,02%. Memang, tingkat inflasi itu terbilang sangat rendah. Namun, patut dicermati, tahun lalu komponen lainnya tidak banyak mengundang gejolak.

Sebaliknya, di awal tahun ini, inflasi Januari sudah mencapai 0,97%. Tak kurang dari 0,5% disumbang administered prices, yakni penyesuaian tarif surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan listrik rumah tangga pengguna daya 900 VA.

Untuk itu, kementerian teknis terkait dengan harga pangan jadi semakin urgen untuk merapatkan barisan. Enggar mengutarakan pangan tahun ini, berkat barisan yang rapat dan kinerja yang digenjot, harusnya aman. "Pasokan beras lebih dari 1,6 juta ton, meningkat dari Desember. Ini baru terjadi, prestasi dari Kementerian Pertanian," sambung Enggar.

Peningkatan produksi itu disebabkan masih ada sawah yang bisa panen meski curah hujan cukup tinggi di akhir 2016.

Namun, Enggar menilai tidak selamanya alam bisa diajak bekerja sama. Agar inflasi harga pangan bisa terkompensasi, Enggar berharap masyarakat lebih kreatif melihat situasi harga pangan. Salah satunya soal lonjakan harga cabai rawit merah. "Dari empat jenis cabai, cuma satu yang masih tinggi harganya. Bisa pakai cabai rawit dulu, kalau mau merah pakai cabai keriting."

Dijaga di bawah 5%
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan masyarakat tidak perlu risau atas tingginya tingkat inflasi indeks harga konsumen pada Januari. Meski penuh tantangan, di tahun ini pemerintah akan berupaya menahan inflasi tetap di bawah 5%.

"Dalam pertemuan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan), kita ikuti bahwa di Januari 2017, inflasi cukup tinggi 0,97% jika dibandingkan dengan tahun lalu mungkin sekitar 0,51%. Itu kita ketahui bahwa faktor dari administered prices dan core inflation ada di situ, tetapi secara umum kami jaga agar inflasi 2017 masih di kisaran target 4% plus minus 1%," ujar Agus dalam konferensi pers bulanan KSSK di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (3/2).

Pemerintah, menurut Agus, akan terus berkoorfinasi agar kenaikan harga komponen administered prices bisa dikompensasi komponen volatile food yang terjaga. "Kami yakin kalau ada tekanan di administered prices, kita kompensasi dengan menjaga core inflation dan volatile food. Kita upayakan harga bahan pokok terkendali dan ketika kebijakan administered prices diambil, akan diambil ketika yang lain tetap terjaga," tambahnya. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya