Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pakaian Bekas Matikan Industri Fesyen Lokal

MI
02/2/2017 08:58
Pakaian Bekas Matikan Industri Fesyen Lokal
(Antara/Dewi Fajriani)

MENTERI Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengeluhkan derasnya produk pakaian impor dan praktik penyelundupan pakaian bekas (ball press) yang membanjiri pasar dalam negeri. Hal itu menyebabkan pertumbuhan industri fesyen Indonesia tidak berkembang.

"Pakaian impor dan baju bekas selundupan menyebabkan penurunan penggunaan, pangsa pasar, dan daya saing fesyen buatan lokal di pasar domestik," sebut Airlangga saat membuka gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2017 di Jakarta Convention Centre, Rabu (1/2).

Menurut dia, impor produk fesyen dari luar dan penyelundupan baju bekas perlu ditekan. Hal itu demi menyelamatkan industri fesyen dalam negeri. Bukan tanpa alasan, industri fesyen merupakan salah satu dari 16 kelompok industri kreatif yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Industri ini juga mampu berkontribusi besar terhadap devisa negara, pendapatan domestik bruto (PDB) nasional, dan penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk fesyen pada 2015 mencapai US$12,11 miliar dengan pasar utama Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang.

Sementara itu, kontribusi industri fesyen terhadap PDB nasional sebesar 1,21% dan mampu menyerap tenaga kerja mencapai 2 juta orang atau 14,7% dari total tenaga kerja di sektor industri.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (persero) Tbk menargetkan perolehan transaksi mencapai Rp120 miliar dalam perhelatan IFW. Dalam pergelaran tersebut, Bank Mandiri juga bersinergi dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).

Direktur Distributions Bank Mandiri Hery Gunardi menyampaikan keterlibatan perusahaan yang dilakukan melalui acara tersebut merupakan realisasi komitmen perusahaan dalam mendorong penciptaan ekosistem industri kreatif berbasis fesyen untuk dapat menopang perekonomian nasional.

"Sebagai implementasi komitmen pada industri kreatif, kami juga menghadirkan beberapa pelaku fesyen alumni program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) untuk menampilkan produk kreasi mereka. Harapannya, mereka dapat menunjukkan hasil konkret dari pembinaan dan dukungan yang telah mereka dapatkan selama ini," kata Hery.

Melalui program WMM dan berbagai program pembinaan wirausaha kreatif lainnya, Bank Mandiri telah membina lebih dari 1.500 pelaku industri kreatif. (Arv/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya