Zone Based Tangkal Dependensi

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) berkeras mempertahankan sistem importasi ternak ruminansia dan produk hewan turunannya berbasis zona (zone based). Di kantornya, kemarin, Mentan Amran Sulaiman menyebutkan kebijakan yang sesuai dengan UU No 41/2014 itu tetap diteruskan demi menekan harga daging di dalam negeri. Dengan menganut zone based, ujarnya, Indonesia tidak akan bergantung pada negara tertentu saja dalam melakukan importasi daging.

Senada, Dirut Perum Bulog Djarot Ku-sumayakti mengatakan jika importasi berbasis negara seperti dulu, Indonesia hanya bisa mendatangkan produk ruminansia dari Australia dan Selandia Baru. "Kalau sumbernya terbatas, dua negara itu bisa menentukan harga semaunya," tutur Djarot.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron menambahkan, impor bersistem zone based sedianya hanya dilakukan dengan pertimbangan tertentu. "Ini jadi keputusan pemerintah agar dalam situasi sangat mendesak, pemerintah bisa membuka zone based. Itu pun harus dengan pertimbangan kepentingan nasional." Di lain hal, Mentan kemarin bertemu dengan anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan Rizal Dzalil di Kantor Kementan. Mereka antara lain membahas pengawasan pupuk subsidi yang merupakan komponen produksi penting dan strategis. Seusai pertemuan, Rizal menjelaskan pengawasan jadi elemen penting untuk menjaga distribusi pupuk subsidi kepada petani pemerima yang dilakukan secara tepat guna dan tepat sasaran. "Saya dan Pak Menteri tadi bicara tentang pangan, dan khusus pupuk subsidi. Kami mendiskusikan bagaimana program ini betul-betul dapat memenuhi kebutuhan petani di lapangan serta dapat dicapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Harapan Presiden, petani yang membutuhkan pupuk subsidi betul-betul mendapatkan haknya," jelas Rizal. (Pra/RO/E-1)