Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEMERINTAH mengizinkan industri secara langsung melakukan impor gas sebagai upaya untuk menjamin pasokan gas bagi dunia industri di Tanah Air sekaligus mendongkrak daya saing di era kompetisi global.
"Sudah diizinkan dilakukan impor gas. Ya nanti akan dibahas bagaimana mekanismenya," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto setelah rapat terbatas tentang harga gas untuk industri yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, kemarin.
Dalam rapat terbatas tersebut dibahas terutama mengenai regulasi impor gas di saat ada sektor-sektor tertentu yang diperbolehkan melakukan impor gas secara langsung ataupun secara per wilayah. Dia berjanji impor akan menjamin ketersediaan gas bagi industri. "Bukan menurunkan, melainkan menjamin suplai kepada industri," jelas dia.
Airlangga mengatakan, dari beberapa sektor yang belum terakomodasi harga gas baru, tiga yang sudah diizinkan untuk melakukan impor gas, yakni industri baja, petrokimia, dan pupuk. "Ini kan karena menggunakan formula, masing-masing harus detail. Perusahaan per perusahaan," ulasnya.
Setelah rapat tersebut, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden ingin industri lebih kompetitif dan berdaya saing maka diberikan ruang untuk industri agar bisa impor gas secara langsung dengan harga yang lebih rendah. "Karena di Timur Tengah harga gas lebih rendah, tapi tidak dibuka ruang terciptanya middleman atau perantara.
"Selama ini harga gas di Indonesia rata-rata berkisar US$6 per mmbtu (million British thermal unit) dan Presiden telah menerbitkan Perpres Nomor 40 Tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi agar harga gas di Tanah Air bisa di bawah US$6 per mmbtu.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pertekstilan Benny Sutrisno menyatakan penurunan harga gas itu sangat urgen bagi dunia usaha. Saat ini penurunan harga gas secara bertahap baru dinikmati industri pupuk, baja, dan petrokimia. "Industri lain seperti tekstil dan makanan minuman masih menunggu," kata dia via pesan singkat, kemarin. (Pol/Fat/Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved