Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Luanda Kota Termahal di Dunia bagi Ekspatriat

MI
23/1/2017 10:28
Luanda Kota Termahal di Dunia bagi Ekspatriat
(MI/Seno)

KALAU Anda menerka kota-kota seperti New York, London, atau kota besar di negara maju lainnya menjadi kota termahal, anggapan itu ternyata salah. Kota dengan biaya hidup termahal justru bukan terletak di negara yang bercokol di Eropa atau Amerika Utara. Kota itu justru terletak di wilayah Afrika.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan perusahaan startup asal Jerman Movinga, Luanda, ibu kota Angola, ialah kota berbiaya hidup termahal bagi para orang asing.

Rata-rata biaya hidup di Luanda pada bulan pertama tinggal mencapai sekitar mencapai US$3.259 atau sekitar Rp43 juta. Angka tersebut sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya hidup di dua kota besar Amerika Serikat, yakni New York dan San Francisco, yang masing-masing US$3.084 dan US$3.050 atau sekitar Rp41 juta dan Rp40 juta.

Angka-angka tersebut didasarkan pada rata-rata biaya hidup yang dihitung dari biaya sewa tempat tinggal, data telepon seluler, makan dan minum, serta transportasi setiap bulan.

Sebenarnya, ini bukanlah kali pertama Luanda dinobatkan sebagai kota termahal di dunia bagi ekspatriat. Pada 2014 dan 2015, berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan konsultan global yang berbasis di New York, AS, Mercer, kota yang terletak di sisi barat Angola itu juga disebut sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi.

World Economic Forum (WEF) menyebutkan terbatasnya lokasi yang dipilih ekspatriat sebagai tempat tinggal membuat biaya hidup menjadi tinggi.

"Ditambah lagi dengan harga komoditas yang masih memasuki tahap pemulihan pada tahun lalu, biaya hidup menjadi stabil tinggi," ungkap WEF dalam artikelnya terkait dengan tingginya biaya hidup di Luanda, seperti dilansir CNBC, kemarin.

Selain itu, survei-survei seperti yang dilakukan Movinga, Mercer, atau lembaga dan perusahaan lainnya juga memiliki andil dalam membuat biaya hidup di sebuah kota menjadi tinggi. Pasalnya, selain dipakai sebagai salah satu acuan besaran gaji karyawan asing, daftar tersebut juga menjadi acuan biaya hidup di kota tersebut.

"Ini juga akibat dari booming harga minyak, pasokan rumah mewah yang terbatas, dan tingginya permintaan dari ekspatriat," ujar WEF.

Selain Luanda, beberapa kota lainnya yang juga masuk ke daftar kota dengan biaya hidup termahal bagi kaum ekspatriat ialah London, Inggris; Sydney, Australia; Singapura; Tokyo, Jepang; dan Seattle, Amerika Serikat.

Berbanding terbalik, penelitian yang dilakukan Movinga menyebutkan bahwa Medelin, Kolombia; Bucharest, Rumania; dan Tunis, Tunisia; merupakan tiga kota dengan biaya hidup terendah bagi para pekerja asing.

Mereka hanya perlu mengeluarkan uang sebesar US$397 atau sekitar Rp5 juta rupiah per bulan, delapan kali lipat lebih murah jika dibandingkan dengan biaya hidup di Luanda. (Andhika Prasetyo/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya