Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Rasio Elektrifikasi Naik Konsumsi Listrik Terdongkrak

MI
17/1/2017 09:31
Rasio Elektrifikasi Naik Konsumsi Listrik Terdongkrak
(Antara/Yudhi Mahatma)

WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar meluncurkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 38 Tahun 2016 untuk mendorong percepatan penyediaan listrik (elektrifi-kasi) di 2.500 desa.

"Ini merupakan terobosan pemerintah memberikan payung hukum guna meng-upayakan pemenuhan energi yang berkeadilan, yaitu meningkatkan rasio desa ber-listrik di Indonesia yang saat ini baru sebesar 96,95% dari total 82.190 desa," kata Arcandra pada peluncuran Permen ESDM di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, kemarin.

Menurut Arcandra, salah satu implementasi membangun dari wilayah pinggiran ialah dengan mempercepat rasio elektrifikasi. Pada 2017 rasio elektrifikasi nasional ditargetkan 92,75% dan terus meningkat menjadi 97% di 2019. Rasio elektrifikasi diharapkan mencapai 100% pada 2015 saat seluruh desa bisa teraliri listrik.

Dari 2.519 desa, PLN diketahui baru menyanggupi sekitar 504 desa untuk segera dite-rangi hingga 2019. Pihaknya berharap kehadiran payung hukum berupa Permen 38 Tahun 2016 mampu menstimulus peran swasta, BUMD, dan koperasi selaku independent power producer (IPP) dalam meningkatkan rasio elektrifikasi desa.

Komitmen pemerintah mengembangkan listrik desa, wilayah terpencil, dan perbatasan tecermin dari alokasi anggaran terhadap program energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp1 triliun pada 2017, yang mayoritas menyasar pembangkit listrik skala kecil di daerah.

"Terhadap 2.000-an desa kita harap dunia usaha, BUMD, dan koperasi menjadi IPP. Memang IPP tanpa (masuk) transmisi distribusi (PLN) harga jualnya mungkin akan lebih mahal. Tapi hal-hal ini akan kita lihat lagi, semoga less cost. Intinya jangan sampai membangun setengah-setengah," tegas Arcandra.

Arcandra menekankan urgensi dari mendorong elektrifikasi tidak lepas dari upaya meningkatkan konsumsi listrik nasional yang saat ini baru berkisar 956 kwh per kapita.

Padahal, sambung dia, sebuah negara dapat dikata-kan maju bila konsumsi listrik minimal 4.000 kwh per kapita. "Artinya kita perlu usaha empat kali lipat untuk menuju negara maju," ujarnya. (Tes/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya