Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Jangan Terima Kata tidak Mungkin

Anastasia Arvirianty
16/1/2017 00:45
Jangan Terima Kata tidak Mungkin
(MI/RAMDANI)

KESUKSESAN tidak lagi mengenal gender.

Saat ini semakin banyak perempuan karier di Indonesia yang sangat diperhitungkan dan dipercaya untuk mengisi berbagai posisi penting di perusahaan, terutama di industri-industri yang tadinya didominasi pria.

Bahkan, tidak jarang para perempuan ini menduduki jabatan tertinggi dalam institusi tersebut.

Salah satunya Lauren Sulistiawati, perempuan yang saat ini memegang jabatan presiden direktur Commonwealth Bank Indonesia sejak Februari 2016 lalu.

Sebelum berkarier di Commonwealth Bank, ia pernah berkiprah di beberapa perbankan terkemuka lainnya, seperti Standard Chartered, Lippo Bank, Permata Bank, dan terakhir Citibank, yang dikenal sebagai 'sekolah para bankir'.

Yang pasti, bukan tanpa alasan Lauren hijrah ke Commonwealth Bank. Lauren mengungkapkan, sebabnya, Commonwealth Bank memiliki strategic positioning yang menurutnya sangat cocok untuk Indonesia.

"Strategic positioning Commonwealth Bank untuk negara-negara di luar Australia bertema inklusi keuangan melalui literasi keuangan dan perbankan digital. Inklusi keuangan ini kan juga cocok dengan program pemerintah," tutur Lauren kepada Media Indonesia saat diwawancarai di kantornya, di Jakarta, Kamis (1/12).

Di Commonwealth Bank, lanjut Lauren, pihaknya berfokus pada pengembangan di sektor SME (small and medium enterprises) atau usaha kecil, menengah (UKM), dan ritel. Kedua sektor tersebut memiliki pertumbuhan tercepat, menjadi penopang ekonomi di Indonesia, serta potensi pertumbuhannya pun masih sangat besar.

Untuk sektor SME, Lauren mengungkapkan salah satu konsentrasinya ialah mengembangkan inklusi keuangan pada wirahusaha khususnya perempuan.

"Kami sebenarnya sudah punya program untuk sektor ini, yang sudah diluncurkan sejak 2014 lalu, namanya Wise."

Lauren menjelaskan, Wise merupakan kepanjangan dari Women Investment Series.

Ini sebuah program inklusi keuangan bagi perempuan Indonesia melalui edukasi literasi keuangan dalam bentuk face to face meeting serta wadah digital berupa aplikasi Wise.

Aplikasi Wise dapat diakses melalui ponsel pintar yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan perempuan dan dapat menjangkau target audiens yang lebih luas, termasuk ibu rumah tangga, perempuan karier, dan perempuan pengusaha, bahkan young adults.

Pada 2016-2017, program Wise akan ditransformasi dengan memfokuskan diri pada kerja sama yang dilakukan dengan sejumlah komunitas dan organisasi, seperti dengan Austrade melalui program Women in Global Business Indonesia (WIGBI)-nya, dan Ikatan Perempuan Pengusaha Indonesia (Iwapi).

Kenapa pihaknya memilih perempuan? Lauren mengungkapkan, sebab dalam riset yang dilakukan World Bank tahun lalu, di dalam dunia wirausaha, lebih dari 60% pelakunya perempuan dan dikonfirmasi institusi lain seperti OJK, Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian.

Sementara itu, di sektor perbankan digital, ia mengakui saat ini pihaknya mengembangkan sebuah program yang nantinya benar-benar terintegrasi dengan fasilitas-fasilitas dari Commonwealth Bank.

Jika tidak ada halangan, program tersebut akan meluncur di kuartal pertama 2017.

"Kami percaya peran dari digital akan lebih dominan sehingga kami akan terus berupaya mengembangkan perbankan digital kami."

>b>Menjawab tantangan

Tentunya, bukan perkara mudah memimpin sebuah perusahaan internasional, apalagi perbankan.

Namun, dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki, Lauren mampu membawa perusahaan semakin berkembang melampaui batasan.

"Kuncinya cuma satu, don't accept the impossible. Impossible itu tidak ada, that's you limiting yourself. Jangan cepat puas dan teruslah berkeinginan untuk berkembang, terus belajar, melampaui batasan dan harus memiliki visi dan misi. Itu yang saya terapkan dalam hidup dan perusahaan ini."

Untuk dapat berkembang, yang diperlukan ialah tantangan.

Banyak tantangan yang harus ia hadapi dalam pekerjaannya, mulai tantangan internal sampai tantangan eksternal, misalnya pergerakan kredit yang melambat akibat perlambatan ekonomi dan adanya tekanan global.

"Menjawab tantangan itu, yang paling penting jangan takut dan segera tentukan target. Yang harus benar-benar dipelajari ialah targetnya. Dengan mempelajari target, kita bisa tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan untuk mencapai target tersebut," ujarnya.

Lauren juga menyebut sikap menjadi kunci.

Diperlukan sikap pantang menyerah dan teliti dalam menjawab tantangan.

Lauren mengakui ia seorang yang sangat memperhatikan detail dan perfeksionis.

Namun, dengan sikap yang seperti itu, ia dapat meminimalkan tingkat kesalahan yang akan terjadi.

Misalnya, Lauren mencontohkan, dalam hal kecil seperti membuat siaran pers.

Ia akan sangat memperhatikan tanda baca, titik, dan koma.

Apabila ada kesalahan, siaran pers itu harus dibuat lagi dari awal.

"Memang menuntut, tapi dengan begitu karyawan saya akan belajar dari kesalahan sehingga lambat laun mereka bisa membuat yang benar. Saya tidak perlu lagi repot-repot menyuruh mereka membuat konten dari awal," kelakarnya.

Menyangkut gaya kepemimpinan, ia pun bukan seorang yang neko-neko dan hanya bicara.

Jika perlu lembur untuk mencapai target, ia akan melakukan hal itu.

Ia akan mendorong anak buahnya untuk melampaui batasan mereka.

"Saya tidak asal menugasi karyawan. Saya memberikan tugas dan tenggat. Jika menurut mereka tenggat sangat singkat dan tidak mungkin selesai, saya akan katakan kepada mereka dulu saya pernah mengerjakan hal yang sama dengan tenggat yang sama. Saya selesaikan (tugas) itu tepat waktu. Jadi, tugas dari saya bukan asal nyuruh-nyuruh saja," cerita Lauren.

Waktu senggang untuk keluarga

Lauren seorang family person.

Ia menyadari kesibukannya dapat menyita banyak waktunya.

Akibatnya, ketika akhir pekan tiba atau waktu senggang datang, ibu dua anak laki-laki itu akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Menurutnya, keluarga merupakan tempat untuk benar-benar refreshing.

"Ngomong apa saja, bebas. Sekadar makan bareng, kumpul-kumpul, jalan-jalan, atau ke gereja, itu sudah refreshing buat saya asalkan sama keluarga. Jadi, outside from work, my focus is family."

Terkadang ia juga melakukan hobi membaca dan travelling-nya.

Akan tetapi, ia tidak jarang turut melibatkan keluarga di dalamnya.

Kiat Lauren agar bepergian menjadi seru dan tidak membosankan ialah dengan menentukan tema.

Ia menceritakan, pernah suatu ketika, karena ia dan keluarga penggila bola, mereka melakukan Euro trip dengan menetapkan tema bola.

Jadi, mereka akan mengunjungi stadion-stadion bola terkenal yang ada di Eropa dan mengabadikannya dalam foto.

"Kalau di dalam negeri seringnya jalan-jalan ke Bali dan Yogyakarta sebab suami saya keluarganya banyak yang di Yogyakarta. Jadi, tidak melulu ke luar negeri, diseimbangkan dengan jalan-jalan dalam negeri juga," tutup Lauren. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya