Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Fluktuasi Rupiah Sebabkan Devisa Susut US$3,5 Miliar

(Fat/Dro/Arv/E-2)
08/12/2016 03:40
Fluktuasi Rupiah Sebabkan Devisa Susut US$3,5 Miliar
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

BANK Indonesia (BI) merilis angka cadangan devisa Indonesia di bulan November sebesar US$111,5 miliar, lebih kecil daripada cadangan devisa pada Oktober US$115 miliar. "Penurunan cadangan devisa pada November 2016 terutama disebabkan kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamennya," terang Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat melalui siaran pers, Rabu (7/12).

Sepanjang November, rupiah berfluktuasi cukup ekstrem hingga menembus 13.800 per dolar AS. Fenomena itu didorong terpilihnya Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat yang diyakini akan membuat haluan kebijakan negara itu menjadi protektif. Alih-alih terus berpatokan pada dolar AS, Presiden Jokowi berpandangan lebih adil jika perekonomian juga diukur dengan nilai tukar mata uang negara mitra dagang lainnya, seperti yuan Tiongkok, won Korea, dan yen Jepang (Media Indonesia, Rabu (7/12).

Menko Perekonomian Darmin Nasution berpendapat nilai tukar semestinya didasarkan pada pola perdagangan suatu negara dengan negara lain dan disesuaikan dengan fundamennya. "Apa yang dikatakan Presiden itu maksudnya esensinya sebenarnya kurs suatu negara dengan negara lainnya itu ditentukan betul oleh perdaganganya, tapi dengan AS berbeda," ujar Darmin, Rabu (7/12).

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, pandangan Presiden itu lebih kepada sudut pandang mitra dagang terbesar, yakni Tiongkok. "Sekarang kita banyak perdagangan yang artinya tidak bergantung pada dolar AS," kata Bambang. Indonesia pun dinilai masih akan terus menawarkan peluang investasi yang menarik bagi para investor di 2017.
"Walau tidak kebal guncangan eksternal, Indonesia berada dalam kondisi yang lebih siap daripada saat 2013 dan 2015 lalu. Cadangan devisa telah meningkat, sementara defisit transaksi berjalan telah jauh menurun," ujar Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan di Jakarta, Rabu &/12).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya