BESARNYA serapan tenaga kerja di industri padat karya membuktikan Indonesia masih menjadi magnet investasi.
Meskipun demikian, pengusaha membutuhkan kepastian dari pemerintah soal pengupahan.
Hal itu terungkap dalam dialog Presiden Joko Widodo dengan para pengusaha saat peluncuran Program Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja di pabrik PT Adis Dimension Footwear, Balaraja, Tangerang, Banten, kemarin.
Wakil Presiden Direktur PT Eco Smart Garment Indonesia Anne Patricia Sutanto mengungkapkan kini kebijakan pengupahan belum proporsional dan memberikan kepastian bagi investor.
"Kami bukan ingin insentif macam-macam, melainkan kebijakan pengupahan yang stabil."
Para pengusaha mengusulkan penetapan upah dilakukan setiap lima tahun sekali untuk menghindari tarik-menarik kepentingan seperti selama ini terjadi.
"Bukan tidak naik, melainkan bisa dihitung sehingga ada kepastian," ujar pemilik PT Adis Dimension Footwear, Harijanto.
Presiden Jokowi mengakui Kementerian Tenaga Kerja tengah mengkaji mekanisme baru pengupahan.
"Formulanya memberi kepastian bagi investor. Secepatnya."
Menurut Menaker Hanif Dakhiri, rumusan pengupah-an baru juga akan memberi kepastian bagi pekerja.
"Upah pekerja naik setiap tahun. Kenaikan itu juga predictable (bagi pengusaha)."
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Mo-dal BKPM Azhar Lubis mengungkapkan formula kenaikan upah diberlakukan untuk lima tahun.
"Kenaikannya memberikan kepastian kepada pekerja dan pengusaha."
Kemarin, respons positif pelaku pasar terhadap paket ekonomi pemerintah terus berlanjut.
Indeks harga saham gabungan di bursa menguat 135,9 poin ke level 4.343,7 setelah ditutup di level 4.207,7.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 105 poin menjadi 14.604 dari posisi Jumat (2/10) 14.709 per dolar AS.