Metode 3 in 1 Mampu Optimalkan Produksi Padi

WJ/N-4
04/10/2015 00:00
Metode 3 in 1 Mampu Optimalkan Produksi Padi
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengamati hasil padi saat panen raya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (3/10).(ANTARA/Maulana Surya)

PRESIDEN Joko Widodo optimistis meskipun El Nino, masih ada daerah yang mampu memproduksi padi secara optimal. Hal itu dibuktikan Presiden Jokowi saat mendatangi Kampung Ngiser, Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Jawa Tengah, kemarin.

Presiden didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendatangi perkampungan tersebut untuk membuktikan panen model three in one (3 in 1) yang mampu menghasilkan 10 ton gabah kering giling (GKG). "Terus terang saya datang ke sini bukan untuk urusan panen, melainkan untuk membuktikan apakah benar hasil panen (3 in 1) bisa mencapai 10 ton," terang Presiden seusai menyaksikan panen di hamparan sawah 3 in 1 di Kampung Ngiser, Sonorejo.

Model pertanaman 3 in 1 yang dilakukan sejumlah kelompok tani (klomtan) bersama PT Indo Acidatama di Sukoharjo tersebut berupa memadukan penanaman dengan perlakuan beka (dekomposer), hazton (tanaman bibit tua dan jumlah banyak), dan pomi (perlakuan pupuk hayati). Panen demfarm (demonstration farm) 3 ini 1 itu menggunakan varietas inpari sidenuk milik Batan. Hasilnya rata-rata 10 ton GKG.

Keseluruhan panen yang dilakukan di Sukoharjo itu mencapai 302 hektare dari total 20 ribu hektare. Penerapan metode itu untuk mendukung keberhasilan swasembada padi, jagung, kedelai, dan lainnya sekaligus upaya menutup impor bahan pangan dari negara lain.

Presiden Jokowi menegaskan, jika tanaman padi yang dikelola kelompoktani model 3 in 1 bisa menghasilkan 10 ton, dipastikan nantinya itu akan dikembangkan di banyak daerah di Tanah Air.

"Yang dikembangkan bukan variestasnya, melainkan pupuk mikrobia dan beka. Dengan mikrobia ini tanah jadi gembur dan subur sehingga hasilnya akan bagus," imbuh Jokowi sembari menyebutkan model tanaman di Sukoharjo itu akan dikembangkan ke lahan seluas 100 ribu hektare.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang mendampingi Presiden Jokowi menambahkan pemerintah berupaya mengembangkan model pertanian 3 in 1. "Tidak menutup kemungkinan akan disinergikan dengan varietas lainnya seperti yang sudah dilakukan petani di Jawa Barat yang baru saja panen bagus dengan varietas IPB 3S," ujar Amran.

Amran, di depan Presiden Jokowi, menyatakan sikap optimistisnya bahwa hampir satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, tidak ada impor beras.

Model penanaman 3 in 1 yang dikembangkan di Sukoharjo mendapat bantuan pemerintah, mulai bibit hingga pupuk sebagai pengganti tanaman padi yang puso. Dengan hasil yang memuaskan, pada musim tanam berikutnya sistem 3 in 1 tersebut akan dikembangkan di 17 provinsi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya