Ekspor Produk Batik Terus Meningkat

Arv/Pro/X-8
03/10/2015 00:00
Ekspor Produk Batik Terus Meningkat
Siswa SMP Lazuardi Kamila Solo membatik dengan media dinding saat memperingati Hari Batik Nasional di Solo, Jawa Tengah, kemarin.(ANTARA/Maulana Surya)

PEMERINTAH berkomitmen meningkatkan ekspor batik, baik masih berupa kain maupun yang sudah memiliki nilai tambah, agar simbol identitas bangsa yang tersohor itu semakin dikenal masyarakat dunia.

"Ini yang harus dibudayakan dan dilestarikan sehingga batik terus melegenda. Kita bisa mengajak seluruh lapisan masyarakat memakai batik sehingga dengan sendirinya bisa membantu meningkatkan pendapatan perajin batik," ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin, di sela-sela perayaan Hari Batik Nasional di Museum Tekstil, Jakarta kemarin.

Menurutnya, Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk batik hingga 2019 mencapai US$1,5 miliar (sekitar Rp22,07 triliun).

"Paling tidak, tahun depan bisa bertumbuh dua kali lipat jika melihat tren saat ini," ujar Saleh.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, lanjutnya, ekspor produk batik cenderung meningkat setiap tahun. Periode Januari-April 2015 nilai ekspor mencapai US$81,8 juta (sekitar Rp1,2 triliun).

Ekspor pada 2014 mencapai US$340 juta (sekitar Rp5 triliun). Jumlah itu meningkat 17% jika dibandingkan dengan ekspor 2013.

"Pemerintah melalui kementerian terkait berencana menjadikan Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor terbesar dengan porsi ekspor 37%, sedangkan sisanya ke negara Uni Eropa, seperti Inggris, Jerman, Belanda, dan negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan, serta negara-negara Amerika Latin," jelas Saleh lagi.

Di tempat yang sama, perajin batik Theresia Handoko mengaku sudah mengekspor produknya ke Malaysia, Singapura, dan negara ASEAN lainnya. Namun, sejauh ini ia belum ekspor langsung, tetapi masih beli putus.

"Sistemnya beli-putus, kalau dipikir-pikir memang lebih untung jadi eksportir langsung, tapi saat ini saya mau fokus di pasar dalam negeri dulu karena untuk dalam negeri saja permintaannya cukup banyak," terang Theresia.

Di sisi lain, dalam peringatan Hari Batik itu, diluncurkan pula buku Batik Kudus the Heritage karya Miranti Serad Ginanjar.

Buku tersebut menceritakan batik kudus sebagai salah satu bagian dari simbol kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

"Kami menceritakan sejarah dan perkembangan batik, khususnya batik kudus dari masa ke masa," ujar Miranti.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya