Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Mimpi Jam Kerja Lebih Singkat

MI
30/9/2015 00:00
Mimpi Jam Kerja Lebih Singkat
(MI/VIA)
ANDA memimpikan jam kerja yang lebih singkat? Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan The Guardian, pemangkasan waktu kerja dari 8 jam menjadi 6 jam ternyata memberikan dampak positif bagi perusahaan ataupun para pekerja.

Panti jompo di Swedia membuktikannya dengan memangkas waktu kerja para perawat mereka dari 8 jam menjadi 6 enam jam sejak Februari 2015. Meski jam kerja berkurang, para pekerja tetap menerima penghasilan sesuai hak mereka.

Alasan pemberlakuan aturan itu ialah pekerja yang menghabiskan waktu lebih lama diyakini belum tentu memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen ataupun membuat mereka lebih produktif.

Pascaenam bulan pemberlakuan pemangkasan jam kerja itu, para perawat terhindar dari tekanan kerja yang memicu stres. Mereka lebih bersemangat bekerja dan kualitas pelayanan mereka pun meningkat.

Meski demikian, para peneliti menilai hasil penelitian kebijakan pemangkasan jam kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja itu terlalu dini untuk disimpulkan.

Apalagi kebijakan tersebut dikritik sebab memiliki kelemahan pada sisi keuangan. Dengan aturan pengurangan jam kerja, panti jompo harus menambah pengeluaran mereka untuk memperkerjakan 14 karyawan sebagai akomodasi dari kebijakan pemangkasan waktu kerja.

Selain panti jompo yang mendapatkan manfaat dari pemangkasan jam kerja, pusat layanan Toyota di Gothenburg, Swedia, perusahaan startup, Brath, dan pengembang aplikasi Filimundus mengaku regulasi 6 jam kerja itu berdampak positif. Para staf mampu menyeimbangkan antara jam kerja dan waktu bersama keluarga. Perubahan itu meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Kebijakan tersebut juga memudahkan perusahaan merekrut karyawan untuk jabatan top-tier.

Direktur Toyota Martin Banck mengatakan pendapatan perusahaan meningkat 25% sejak pemberlakuan pemangkasan jam kerja menjadi 6 jam dari sebelumnya 8 jam. "Akan tetapi, jam kerja yang lebih singkat bisa meningkatkan stres para pekerja, sebab mereka dituntut menyelesaikan tugas dalam batas waktu kerja," kata dia.

Sebaliknya, peneliti asal Korea Selatan menemukan pengurangan jam kerja dari 44 jam menjadi 40 jam dan tambahan libur pada Sabtu justru meningkatkan ketegangan beban kerja para pekerja.

Ahli strategi kerja di New Jersey, Cali Williams Yost, mengatakan kunci sukses dari kebijakan pemangkasan jam kerja ialah pemahaman pengurangan jam kerja belum tentu bisa diaplikasikan pada semua orang ataupun setiap pekerjaan. (BBC/Bow/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya