Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencetak penyaluran kredit 10% (year-on-year/yoy) per akhir triwulan III 2016 menjadi Rp62,6 triliun.
Bersamaan dengan itu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) berada di posisi 0,8%.
"Itu mencerminkan kami masih ekspansif, tapi tetap menjaga kualitas kredit. Hal itu tentunya tidak terlepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari," kata Dirut BTPN Jerry Ng dalam siaran persnya, Kamis (27/10).
Kinerja kredit antara lain ditopang sektor UMKM yang memiliki outstanding Rp16,3 triliun atau tumbuh 7% (yoy) dan pembiayaan prasejahtera produktif melalui BTPN Syariah tumbuh 41% (yoy) menjadi Rp4,5 triliun.
Dalam periode sama, total pendanaan meningkat 5% (yoy) menjadi Rp68,8 triliun.
Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga mencapai Rp65,2 triliun, sedangkan komposisi pinjaman bilateral dan obligasi Rp3,5 triliun.
Lebih lanjut, aset BTPN tercatat Rp86,1 triliun dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 24,8%.
Bank yang identik dengan program Daya itu pun meraup laba bersih setelah pajak Rp1,4 triliun atau naik 2% (yoy).
"Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru Rp353 miliar, sejatinya laba kami tumbuh 16% menjadi Rp1,7 triliun," terang Jerry.
Kenaikan investasi yang mencapai 326% yoy itu menurutnya diperuntukkan pengembangan layanan digital yang sejak tiga tahun terakhir diseriusi BTPN.
Pada Maret 2015, umpama, BTPN melansir platform BTPN Wow! untuk segmen below-consuming-class atau unbanked, seperti petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro.
Platform itu kini memiliki 1,6 juta nasabah dan lebih dari 100 ribu agen.
"Melalui inovasi itu, kami jadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Fortune Change the World. Daftar itu berisi 50 perusahaan di dunia yang dinilai berkontribusi menyelesaikan masalah sosial, tapi tetap mampu meraih keuntungan," tutur Jerry.
Untuk segmen consuming-class yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi, pihaknya merilis platform Jenius pada Agustus lalu.
"Kami optimistis investasi ini akan berdampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang," katanya. (Try/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved