Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PERTUMBUHAN sektor perbankan syariah di Indonesia kini tengah meredup setelah sebelumnya aset perbankan islami itu pernah tumbuh ekspansif dengan rata-rata 40% pada periode 2008-2013. Dengan melihat perkembangan yang ada, Kepala Departemen Riset Kebanksentralan Bank Indonesia (BI) Darsono menganalogikan pertumbuhan sektor perbankan syariah layaknya pohon bambu. Menurutnya, saat ini perbankan syariah sedang membangun fondasi yang kuat sebelum akhirnya tumbuh menjulang ke atas.
"Pohon bambu itu bertahun-tahun tumbuhnya kecil, kenapa? Karena pohon bambu itu awalnya pertumbuhannya ke bawah saat mereka memperkuat akar mereka terlebih dahulu. Itu yang membuat mereka tumbuhnya sangat lama. Namun, setelah akar itu kuat, mereka bisa tumbuh sangat cepat," jelas Darsono di sela kegiatan Indonesia Sharia'a Economic Festival (ISEF) 2016, Rabu (26/10). Menurutnya, bambu butuh bertahun-tahun untuk membangun akar sebab bambu tidak tumbuh hanya 2-3 meter, tetapi hingga 20-30 meter ke atas.
Darsono melihat bahwa saat ini perbankan syariah juga melakukan hal yang sama, yakni tengah memperkuat fondasi. "Perbankan syariah, jika ingin berkembang dan bersaing dengan bank-bank konvensional, juga dituntut profesional, memiliki kompetensi yang sama atau kalau perlu melebihi bank-bank konvensional." Sebaliknya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo justru menilai pengembangan ekonomi syariah saat ini masih terlalu menitikberatkan pada pengembangan pembiayaan dan instrumen keuangan komersial dari perbankan maupun pasar keuangan.
Padahal, di saat yang sama, masih ada potensi yang belum dikembangkan secara maksimal yakni zakat dan wakaf. "Keuangan syariah memungkinkan pemerintah mencakup segmen yang lebih luas, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah. Untuk itu, menjadi suatu tantangan tersendiri memformulasikan dan mendefinisikan konsep ekonomi syariah yang sesuai antara konsep dan implementasinya," terang Agus di Surabaya, Kamis (27/10). Agus mengungkapkan zakat memungkinkan masyarakat miskin dan sangat miskin memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved