Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PEMERINTAH akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium Rp300 per liter dan menaikkan harga solar Rp500-Rp600 per liter.
Harga baru itu mulai berlaku Sabtu (1/10) hingga 31 Desember 2016.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Teguh Pamudji membenarkan keputusan itu.
"Iya, benar begitu," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Saat ini harga premium Rp6.550/liter dan solar Rp5.150
Teguh menambahkan, tarif BBM subsidi teranyar akan diumumkan Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
"Kapan diumumkan, ya biarkan mereka yang tentukan. Yang jelas masyarakat sudah mengetahui harga baru sebelum pukul 24.00 WIB (30/9)."
Menurutnya, pengumuman harga BBM yang rutin dievaluasi per tiga bulan tidak perlu diumumkan oleh pemimpin negara, yakni Presiden Joko Widodo.
Dengan demikian, masyarakat akan menganggap penyesuaian harga BBM merupakan rutinitas yang fluktuasinya mengikuti mekanisme pasar.
"Inginnya (penyesuaian harga BBM) jadi hal biasa bagi masyarakat."
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja menjelaskan hasil data dan analisis sesuai formula per tiga bulan menunjukkan harga premium turun Rp300/liter dan solar naik Rp600/liter.
Evaluasi harga BBM mengacu pada tiga komponen utama, yakni pergerakan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan inflasi.
Namun, keputusan final masih harus mempertimbangkan sejumlah aspek, termasuk stabilitas ekonomi dan sosial.
Saat menanggapi harga baru solar, Sekjen DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Haryono mengatakan pihaknya akan menghitung apakah kenaikan Rp500-Rp600/liter berpengaruh signifikan bagi tarif angkutan umum.
"Kita hitung dulu. Kalau tidak terlalu signifikan, kemungkinan tarif tetap," katanya.
Di sisi lain, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengutarakan tren penjualan BBM nonsubsidi yang disalurkan PT Pertamina (persero) telah mencapai 45% dari total konsumsi dan saat ini mencapai 91 ribu kiloliter (kl) per hari.
Penjualan pertamax series dan pertalite pun semakin meningkat.
Penjualan pertalite mengalami lonjakan paling tinggi, yakni sekitar 25 ribu kl/hari pada September.
"Pada semester I 2016 lalu rata-rata konsumsi pertalite masih sekitar 6.500 kl per hari. Konsumsi pertamax juga meningkat tajam dari semula rata-rata 10 ribu kl/hari pada semester I menjadi sekitar 15 ribu kl/hari."
Sebalilknya, konsumsi premium mengalami penurunan dari semula di kisaran 70 ribu kl/hari pada semester I 2016 menjadi hanya 55 ribu kl/hari pada Agustus dan 50 ribu kl/hari pada 20 hari pertama September. (Tes/Adi/X-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved