Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
Perlambatan ekonomi global ditambah dengan melesunya harga komoditas masih menjadi alasan sebagian pengusaha untuk menahan ekspansi bisnisnya sampai saat ini.
Itu dikonfirmasi Ketua Harian Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan Dan Pemurnian Indonesia Jonatan Handojo. “Di industri smelter, rata-rata kredit sudah dicairkan tahun lalu,” ujar Jonatan lewat pesan singkat, kemarin.
Industri smelter, menurut Jonatan, amat terdampak penurunan harga komoditas di pasar global. Hal ini diperparah dengan laju perekonomian Tiong-kok yang dalam tren menurun.
Aksi mengerem ekspansi juga dilakukan industrialis ponsel. Ketua Umum Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg) Ali Cendana mengatakan aksi itu didasari lantaran masih menunggu realisasi amnesti pajak. “Si-tuasi sampai akhir tahun masih bertahan saja. Semua warga lagi konsentrasi ke tax amnesty,” ujarnya.
Akibat permintaan yang masih lesu, laju kredit industri perbankan pada Juli tercatat hanya 7,7% (year on year/yoy) lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya, 8,9% (yoy). Padahal, otoritas moneter sudah gencar melonggarkan kebijakan suku bunga hingga 125 basis poin (bps). Dua hari lalu pun, Bank Indonesia (BI) memangkas BI 7-day reverse repo rate 25 bps menjadi 5%, dengan suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing turun 25 bps menjadi 4,25% dan 5,75%.
“Secara umum kita lihat perbankan sedang konsolidasi, korporasi konsolidasi, fiskal juga konsolidasi. Itu langkah yang baik dan tepat karena kita tidak menginginkan ada kondisi memburuk,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan perbankan juga masih penyesuaian karena tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) terus naik. Per Juli, NPL ada di level 3,2% (gross). Batas aman dari BI maksimal 5%. Namun, BI melihat tren suku bunga terus bergerak turun walau relatif lamban. Secara year-to-date, suku bunga simpanan turun 100 bps, tapi suku bunga pinjaman baru 52 bps.
Dalam kesempatan terpisah, Dirut Bank Mega Kostaman Thayib mengamini daya ungkit terhadap kredit dari pelonggaran moneter tidak optimal karena lesunya perekonomian. Kostaman mengatakan saat ini pengusaha cenderung menunda pinjaman untuk mengantisipasi laju perlambatan ekonomi.
“Memang dari dunia usaha mereka agak mengerem. Jadi belum ada pertumbuhan. Itu memengaruhi pertambahan loan, sedangkan yang ada turun terus karena mereka cicil tiap bulan. Kalau penambahan loan lebih kecil dari cicilan. outstanding turun,” paparnya. (Fat/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved