Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Muhammadiyah Ditantang Jadi Investor Pasar Modal Syariah

MI
23/9/2016 10:55
Muhammadiyah Ditantang Jadi Investor Pasar Modal Syariah
()

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengimbau agar PP Muhammadiyah mengajak seluruh anggota mereka untuk menjadi investor pasar modal syariah. Hal itu diperlukan demi mendukung pengembangan pasar modal syariah.

"Ormas Muhammadiyah memiliki puluhan ribu unit badan usaha. Agar lebih berkembang, bisa mencari modal dari pasar modal syariah," ujar Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Sarjito, di Jakarta, kemarin (Kamis, 22/9).

Berdasarkan catatan OJK, ormas keagamaan itu memiliki 22.561 unit amal usaha. Usaha yang dilakukan kebanyakan dalam bentuk institusi pendidikan dan rumah sakit.

"Pendanaan itu dapat diperoleh melalui penerbitan instrumen pasar modal syariah, yang dapat dimanfaatkan, seperti sukuk, reksa dana syariah, maupun DIRE berbasis syariah," tutur Sarjito.

Sebagai gambaran, Sarjito memberikan contoh, jika dana Muhammadiyah diinvestasikan pada portofolio perbankan berupa giro, bunganya ialah 1% dari dana, tabungan 2%-3%, dan deposito 7,45%.

Sementara itu, pada portofolio pasar modal syariah, dana 9,5% dapat diletakkan pada sukuk, 14,9% pada reksa dana syariah, dan 21,7% pada saham syariah.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menambahkan saat ini perkembangan pasar modal syariah cukup signifikan. Dari 553 saham yang tercatat di bursa, sebanyak 61% atau 311 saham ialah saham syariah, yang tercatat tumbuh 20% secara year to date 2016.

Sementara itu, terkait dengan perkembangan infrastruktur, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan, pada semester pertama tahun ini, Bank Mandiri telah memberikan komitmen penyaluran kredit infrastruktur sebesar Rp92,8 triliun (bank only) atau tumbuh sekitar 40,2% ketimbang tahun sebelumnya. Hasil itu dinilai cukup baik di tengah pelambatan penyaluran sektor kredit nasional.

Dari nilai itu, penyaluran terbesar diserap sektor transportasi yang mencapai Rp36,4 triliun, dengan proyek yang dibiayai antara lain pengembangan bandara, pelabuhan laut, serta kereta api.(Arv/Dro/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik