Portal Ekspor Kopi Indonesia Lindungi Pengusaha Nasional

BADAN Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan sedang mengkaji terobosan teranyar melalui konsep pendaftaran kontrak kopi (trade registration) tujuan ekspor dan pembentukan harga (price discovery) di bursa. Lembaga ini menyediakan Portal Ekspor Kopi Indonesia (PEKI) sebagai pusat registrasi kontrak kopi tujuan ekspor.

"Melalui PEKI, pemerintah dan pelaku usaha kopi akan memiliki informasi dan data tentang potensi ekspor kopi dan memetakan perdagangan kopi Indonesia," kata Kepala Bappebti Bachrul Chairi dalam keterangan pers
yang diterima, Jakarta, Selasa (2/8). Lanagkah tersebut diharapkan menjadi solusi atas keluhan para eksportir kopi nasional yang tergabung dalam Gabungan Eksportir Kopi (GAEKI). Para eksportir mengeluhkan kondisi persaingan ekspor kopi yang tidak sehat dan merugikan pengusaha lokal.

Menurut Ketua GAEKI Moenardji Soedargo, sejak dekade 1990-an kegiatan eksportasi kopi mengalami deregulasi dan perusahaan asing diizinkan menjadi eksportir dan bersaing dengan para eksportir kopi nasional.
"Padahal di saat bersamaan, eksportir PMA tersebut juga bertindak sebagai pembeli sehingga terjadi iklim persaingan tidak sehat bagi eksportir nasional," kata Moenardji.

Bachrul menambahkan, dengan ketersediaan data tersebut eksportir kopi nasional akan dapat menentukan strategi pemasaran kopi untuk menghadapi perusahaan asing yang mampu mengendalikan perdagangan melalui manipulasi (mark up) informasi volume pasar ekspor kopi Indonesia. "Di sisi lain, dengan pembentukan harga kopi di bursa kopi akan membantu petani dan para eksportir dapat memberikan harga acuan (price reference) dalam menentukan harga jual kopi," ujar Bachrul.

Ada beberapa manfaat registrasi kontrak kopi untuk tujuan ekspor. Di antaranya, dapat diperoleh data agregate komitmen kontrak, jenis, kualitas, dan bulan pengapalan atas ekspor kopi nasional. Data yang terdapat pada portal tersebut akan dapat memberikan gambaran dimensi risiko atas kontrak forward ekspor bagi para pelaku ekspor nanti.

Selain itu, tidak lagi terjadi kesalahan informasi di pasar, karena eksportir dapat mengetahui sudah atau belum terjadi kejenuhan kopi di pasar. Dengan demikian, sesama eksportir tidak lagi terjadi saling banting harga untuk memenuhi kontrak ekspor yang dimanipulatif, terutama oleh perusahaan asing yang berjumlah sedikit tetapi sangat menentukan.

Manfaat lain, memberikan domino efek yang konstruktif, yaitu pelaku ekspor semakin familiar dengan portal maupun platform Bursa Berjangka sehingga selanjutnya dapat menggerakkan ketertarikan pelaku untuk
mendayagunakan produk jasa lindung nilai yang tersedia di Bursa Berjangka. Registrasi kontrak kopi bisa mencegah manipulasi perdagangan antara dua perusahaan yang terafiliasi. Harga kontrak jual antara
perusahan eksportir PMA dan pembeli yang notabene merupakan perusahaan prinsipalnya di luar negeri ini disinyalir menggunakan harga yang tidak sesuai dengan tingkatan pasar yang sengaja dibuat rendah dengan dugaan untuk melakukan transfer pricing yang merugikan negara.

Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Paulus Lumintang menyatakan pihaknya siap melaksanakan pendaftaran (registration) kontrak kopi tujuan ekspor dan perdagangan kopi apabila telah telah disetujui oleh
pemerintah (Bappebti) dan memenuhi kebutuhan industri kopi Indonesia. "Kami sudah siap sebagai wadah yang ditunjuk oleh pemerintah dalam melaksanakan pendaftaran (registration) kontrak kopi tujuan ekspor dan
perdagangan kopi. Semoga dengan Bursa Kopi, aksi para spekulan dapat diredam dan harga kopi dapat kembali menjadi lebih wajar dan fair karena mengikuti prinsip dasar supply and demand," kata Paulus.

Pendaftaran ekspor kopi melalui PEKI akan menggunakan sistem yang terintegrasi dengan sistem Inatrade Kementerian Perdagangan untuk pelaksanaan ekspor kopi. Perdagangan kopi akan menggunakan sistem lelang on line untuk menentukan pembentukan harga penjual dan pembeli terbaik. (RO/OL-6))