Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Minimnya Digitalisasi Jadi Tantangan Pengembangan UMKM

Sarah Ruhendi
22/6/2023 21:01
Minimnya Digitalisasi Jadi Tantangan Pengembangan UMKM
Peluncuran Hasil Studi Small Firm Diaries Indonesia pada Kamis (22/6)(MI/Sarah Ruhendi)

DEPUTI Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Ferry Irawan mengungkapkan minimnya penggunaan internet dan digitalisasi menjadi tantangan untuk memajukan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ferry menyebut hal tersebut dapat berdampak dapat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Diketahui sebanyak 99% UMKM mendominasi struktur bisnis di Indonesia namun adopsi terhadap teknologi digital belum optimal. Lebih jauh,  tercatat 94% UMKM tidak menggunakan komputer dalam bisnisnya, 80% UMKM belum menggunakan internet, dan 15,3 juta UMKM belum menggunakan platform digital.

“Belum banyak mengoptimalkan platform Digital. Dari total 66 juta itu mungkin belum semuanya yang memanfaatkan teknologi digital,” ujar Ferry dalam Peluncuran Hasil Studi Small Firm Diaries Indonesia pada Kamis (22/6).

Pria yang turut menjadi Sekretaris Dewan Nasional Keuangan Inklusif itu mengungkapkan untuk mencapai target Indonesia sebagai negara maju 2045, diperlukan kombinasi antara UMKM dengan teknologi. Dirinya menyebut saat ini Kemenko Perekonomian bersama Bank Indonesia dan OJK melakukan sejumlah upaya untuk mewujudkan makro UMKM, salah satunya dengan mengembangkan inklusi keuangan.

“Mengembangkan inklusi keuangan pada saat yang bersamaan mengembangkan juga UMKM secara makro,” imbuh Ferry.

Hal senada dilontarkan Direktur Deputi Bank Indonesia, Mira Rahmawaty yang mengatakan digitalisasi UMKM dari produksi, pemasaran, hingga pembayaran telah memanfaatkan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard. Penggunaan QRIS menjadi bentuk peningkatan layanan keuangan yang inklusif bagi pegiat UMKM saat ini.

"UMKM mulai dari sisi produksi kemudian akses pemasaran dan juga sistem pembayaran memanfaatkan QRIS. 91% dari pengguna QRIS adalah UMKM dengan total transaksi sekitar 85%,” ujar Mira.

Disamping hal tersebut, Mira mengatakan Bank Indonesia tengah meningkatkan literasi digital khususnya dalam pencatatan keuangan. Melalui langkah tersebut, pegiat usaha kecil dan menengah dapat secara mandiri melaporkan catatan keuangannya.

“Dari kami fasilitasi bisnis matching untuk mempertemukan UMKM dengan lembaga keuangan,” imbuhnya.

Dirinya juga menekankan pegiat UMKM yang memiliki karyawan untuk turut serta memberikan pembelajaran bagi para karyawan akan digitalisasi transaksi.

“Digitalisasi transaksi bukan pemilik usahanya yang belajar tapi pegawainya, bagaimana bisa mengelola akun keuangan akun pemasaran online nya sendiri,” tutupnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya