Swasta Khawatir Monopoli BUMN

26/7/2016 04:00
Swasta Khawatir Monopoli BUMN
(Istimewa)

PARA pelaku usaha swasta, khususnya di bidang logistik dan transportasi, mengkhawatirkan rencana revisi Undang-Undang 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sinergi BUMN yang diatur dalam UU itu dikhawatirkan berdampak pada monopoli usaha dan persaingan tidak sehat di bidang logistik dan transportasi.

"Sebab BUMN akan menunjuk langsung serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anak perusahaan BUMN untuk memonopoli usaha di sektor jasa logistik dan transportasi," kata Ketua Asosiasi Logistik dan Forwader Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (25/7).

Menurutnya, akan lebih baik apabila sinergi itu tidak sekadar antar-BUMN atau dengan anak usaha mereka, tetapi juga sinergi BUMN dengan swasta.

"Saat ini di DPR sedang di bahas revisi UU BUMN. Sinergi BUMN memungkinkan ada nya penunjukan langsung anak usaha BUMN oleh induknya yang akan berujung pada monopoli," ujar Yukki.

Hal itu disebabkan anak usaha BUMN nonlogistik dan transportasi juga menyasar usaha di bidang jasa pengiriman dan pengangkutan barang itu.

"Seharusnnya mereka lebih ke infrastruktur, tapi kini sudah ke servis logistik. Kita tidak ingin BUMN memonopoli yang merugikan 3.000 lebih anggota kita," ujarnya.

Yukki pun mecontohkan, turunnya peringkat indeks performa logistik Indonesia dari rangking 53 ke 63 ditengarai akibatkan isu itu.

"Sebetulnya kita ingin mendukung program pemerintah untuk membuat biaya logistik yang efektif dan efisien. Sebetulnya kita ingin memberikan masukan melalui kerja sama swasta dengan BUMN itu," lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama , Ketua KPPU M Syarkawi Rauf menyatakan sinergi BUMN memang menjadi tantangan tersendiri bagi pihak swasta dalam persaingan bisnis ke depan.

"Dari sisi penegakan hukum yang dilakukan KPPU, yang terakhir itu terhadap di Pelabuhan Tanjung Priok, yaitu ada perjanjian eksklusif untuk kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan yang harus menggunakan fasilitas Pelindo II dan MTI itu sendiri," tandas Syarkawi. (Adi/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya