Plastik untuk Jalan Raya, Biaya Efisien 10%

25/7/2016 00:15
Plastik untuk Jalan Raya, Biaya Efisien 10%
(ANTARA /ADIWINATA SOLIHIN)

KETUA Research and Development Fakultas Teknologi Industri ITB Zainal Abidin menilai pengenaan cukai untuk kemasan plastik bukanlah solusi untuk mengurangi sampah plastik.

Masih ada cara lain mengurangi sampah plastik dengan berfokus pada siklus pengolahan daur ulang.

"Sampah plastik jenis apa saja bisa untuk penguat jalan raya, termasuk kresek yang enggak diambil pemulung. Kalau diambil dibuat untuk penguat jalan raya akan sangat bagus sekali karena jalan raya dengan cara begini, pertama lebih kuat, dan kedua lebih awet," ungkap Zainal di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (22/7).

Plastik yang digunakan sebagai perekat aspal dengan batu akan mencegah pengelupasan jalan.

Dalam praktiknya, usia jalan yang menggunakan teknologi itu lebih kuat lima kali lipat daripada biasanya.

"Itu sudah diterapkan ribuan kilometer jalan, misal, di India, Afrika, sedangkan Indonesia belum. Kalau Kementerian PU-Pera gunakan itu, PU bisa kurangi cost biaya pembuatan jalan 10% karena aspal diganti plastik," sahutnya.

Zainal mengatakan 1 kilometer jalan raya membutuhkan 1 ton plastik.

Lebih jauh Zainal mengatakan pemerintah perlu mendirikan industri daur ulang yang representatif di tiap daerah.

Kepala Balitbang Kementerian PU-Pera Arie Setiadi mengungkapkan penggunaan sampah plastik bekas untuk aspal jalan tidak bisa dilakukan secara masif.

Kementerian PU-Pera menggunakan karet alam (crumb rubber) sebagai campuran aspal guna menyerap kelebihan produksi komoditas itu.

"Olahan plastik bekas tidak bisa digunakan untuk campuran aspal karena sifatnya tidak lentur sehingga berbeda dengan penggunaan crumb rubber, tapi bisa saja bahan limbah plastik digunakan sebagai agregatnya, namun jumlahnya tidak akan bisa besar." (Ire/Dro/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya