Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BARU sehari setelah suspensi saham emiten PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan sahamnya kembali terjun menyentuh Auto Reject Bawah (ARB), merosot 14 poin (6,93%) ke level 188, dari penutupan kemarin di level 202 (+6,31%).
GIAA sempat melesat ke level tertingginya di 224, setelah BEI mencabut suspensi emiten yang berlangsung sejak 18 Juni 2021, dan membuat beku saham GIAA di level 190.
"Selain itu, akibat pelemahan bursa global semalam, diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah," kata Head of Equity Research, Strategy, Banking Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi, Rabu (4/1). Terpantau pagi ini bursa Asia dibuka melemah, dengan Nikkei -1.l,30% dan Kospi -0,43%.
Bursa AS semalam ditutup melemah. Indeks DJIA -0,03%, S&P500 -0,40%, dan Nasdaq -0 76%. Saham AS memulai awal yang lambat di tahun baru karena investor menunggu risalah minggu ini dari pertemuan terakhir the Federal Reserve. Imbal hasil obligasi AS atau UST ll Treasury tenor 10 tahun terpantau turun (-2,22%) menjadi 3,79% dan indeks dolar atau USD Index menguat (+1,12%) ke level 104,68.
Kemarin IHSG ditutup menguat +37 poin atau +0,55% ke level 6.888. Sebanyak 9 dari 11 sektor menguat, dan 5 di antaranya mampu outperform terhadap IHSG.
Sektor infrastruktur memimpin penguatan dan diikuti oleh barang baku, kesehatan, transportasi & logistik, teknologi, industri, konsumen primer, energi dan konsumen nonprimer. Total nilai transaksi yang diperdagangkan kemarin sebesar Rp7,97 triliun.
IHSG kemarin bergerak penuh optimisme, di tengah laporan data penting menutup tahun sejumlah negara di Asia yang dilaporkan melambat yakni GDP Singapura yang menurun baik secara kuartalan maupun tahunan, serta indeks manufaktur PMI yang juga melanjutkan penurunan ke level 49 poin dari sebelumnya 49,4 poin.
"Ini memberikan tanda adanya prospek perlambatan ekonomi global, namun tidak sepenuhnya mempengaruhi domestik. Sebab ada sokongan dari kebijakan dan aktivitas ekonomi yang berputar di dalam negeri. Fluktuasi harga batu bara juga masih akan terjadi, namun di level atap. Sehingga, pelemahan secara intraday tidak terlalu mempengaruhi dalam negeri dengan profilnya sebagai salah satu produsen utama batu bara global," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved