Pemerintah Bangun Kawasan Sentra Apel

04/7/2016 00:15
Pemerintah Bangun Kawasan Sentra Apel
(ANTARA)

INDONESIA bersiap diri menurunkan ketergantungan ekspor buah apel. Menurut Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwarno Edhy, Indonesia siap meningkatkan produksi apel di dalam negeri dengan menambah kawasan yang akan menjadi sentra apel.

“Kami sudah mengembangkan studi untuk meningkatkan produksi apel dalam negeri. Kami akan mengembangkan kawasan-kawasan yang nantinya akan menjadi sentra apel,” ujar Suwarno saat konferensi pers di Kantor Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan, di Jakarta, Jumat (1/7).

Ia mengatakan, beberapa wilayah sudah disiapkan untuk menopang rencana itu. “Ada beberapa wilayah di Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Kami akan mengoptimalkan daerah-daerah tinggi karena pertumbuhan apel sangat baik di kondisi itu,” lanjutnya.

Program itu, papar Suwarno, saat ini sudah mulai digiatkan. Pihaknya berharap dalam tiga tahun ke depan, produksi apel sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Untuk saat ini, Suwarno mengakui produksi apel lokal masih sangat minim dan belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Tahun lalu, produksi apel sekitar 340 ribu ton, naik sekitar 15% dari 2014. Namun, itu masih belum cukup, jadi kami impor 84 ribu ton,” jelas Suwarno.

Kendati demikian, pemerintah tidak hanya fokus pada peningkatan produksi apel saja, tetapi juga buah-buah yang berorientasi ekspor. Contohnya jeruk, alpukat, nanas, manggis, pisang, mangga, rambutan, salak, pepaya, melon, semangka, dan durian.

Terkait dengan impor apel yang cukup tinggi sehingga menjadi salah satu faktor penyebab inflasi, Sekretaris Direktur Jenderal Hortikultura, Yasid Taufik, mengatakan itu hal yang wajar.

“Itu kan karena adanya perubahan harga, sementara pemerintah belum punya instrumen yang bisa membatasi harga tinggi dan harga rendah suatu komoditas,” ucap Yasid. Pada 2015, volume ekspor buah Tanah Air mencapai 270 ribu ton, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 239 ribu ton. Sementara itu, nilai ekspor 2015 mencapai US$290 juta, sedangkan di 2014 hanya US$233 juta. (Pra/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya