Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Pusat Statistik {BPS} melaporkan terjadinya pelemahan inflasi pada komoditas beras. Secara bulanan (month to month/mtm), inflasi beras pada November 2022 tercatat 0,37% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,13% (mtm).
"Beras ini masih mengalami inflasi namun dengan perkembangan yang melemah, dan di November ini 0,37%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto dalam konferensi pers, Kamis (1/12).
Dia menambahkan, sedianya kenaikan inflasi pada beras mulai terjadi sejak Juli 2022. Hanya, tekanan inflasi dari komoditas itu mulai menunjukkan perlemahan.
Pada Juli, inflasi beras tercatat sebesar 0,05% (mtm), naik di Agustus menjadi 0,54% (mtm). Lalu pada September inflasi beras melonjak menjadi 1,44% (mtm) dan mulai melandai pada Oktober.
Adapun pada November 2022 produksi beras diproyeksikan bakal mencapai 2,24 juta ton, lebih rendah dari produksi beras di bulan sebelumnya yang sebesar 2,43 juta ton.
Sejalan dengan proyeksi penurunan produksi beras itu, kata Setianto, harga beras mengalami kenaikan. Pada Oktober 2022, harga beras berada di level Rp11.837 per kilogram dan naik di November menjadi Rp11.877 per kilogram.
Kenaikan harga beras itu juga utamanya didorong oleh faktor musiman dan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak September 2022. "Kalau kita lihat pendorongnya untuk faktor supply dan demand, secara umum produksi beras nasional pada akhir tahun triwulan IV 2022 ini mengalami koreksi, yaitu terjadi penurunan produksi di Desember," kata Setianto.
"Akibatnya perlu dipertimbangkan atau terjadi mungkin shortage untuk stok beras secara nasional. Kenaikan harga di tingkat produsen ini juga selain karena faktor musiman, juga karena naiknya ongkos produksi," tambahnya.
Kenaikan harga beras di sisi pedagang juga menurutnya dapat dipicu oleh antisipasi kurangnya pasokan beras seiring adanya potensi kenaikan permintaan di akhir tahun. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved