Produk Busana Pria Lokal Siap Bersaing dengan Merek Impor

MEREK pakaian pria lokal, Manzone, siap bersaing dengan brand asing yang kini menguasai fesyen pria di Indonesia. Pasalnya, Manzone memiliki kualitas yang tidak kalah, bahkan dengan harga yang lebih terjangkau.

"Konsumen kita sekarang lebih selektif, tidak lagi asal beli merek ternama. Jika ada produk dengan kualitas setara tapi berharga lebih murah langsung jadi pilihan," kata FX Afat Adinata, Presiden Direktur PT Mega Perintis, perusahaan ritel Manzone, di Jakarta, Selasa (28/6).

Selain Manzone, PT Mega Perintis berhasil mengembangkan merek lain seperti MOC, Men's Top, Fakelondon, Ollo, Batiksplus, dan Button Ink sehingga menjadi pemimpin pasar busana pria di Indonesia pada rentang usia 16-45 tahun.

"Saat ini, toko pakaian pria Manzone sudah ada 90 buah yang tersebar di 50 mal besar di seluruh Indonesia. Itu belum termasuk 250 outlet yang dibuka di dalam departement store seperti Matahari dan Centro," tambah Afat.

Ia menambahkan, untuk merek Fakelondon, Ollo, dan Batiksplus bahkan langsung berhasil merebut pasar kelas menengah yang saat ini sedang tumbuh pesat.

Sedangkan untuk menjangkau konsumen di segmen yang lebih atas, Mega Perintis mengeluarkan Button ink yang didistribusikan di mal papan atas.

Afat mengungkapkan, harga produknya bisa dijual lebih murah karena urusan jahitan dikelola sendiri. Sehingga bisa memotong ongkos produksi yang tidak perlu.

"Kebanyakan industri garmen di Indonesia hanya menjadi penjahit bagi merek lain. Kalau kami, garmen dikelola sendiri," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Ia mengakui keberadaan merek-merek internasional yang memiliki manajemen yang bagus dan menciptakan tren dunia fesyen itu telah mendongkrak keberadaan Manzone. Karena secara konsisten merek tersebut memperkuat branding di benak konsumen, bahwa ada merek lokal yang setara dengan mereka. (RO/OL-5)