Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

700 Juta Orang di Dunia Bakal Berjuang Hanya dengan US$2,15 Sehari

Insi Nantika Jelita
07/10/2022 12:20
700 Juta Orang di Dunia Bakal Berjuang Hanya dengan US$2,15 Sehari
Potret kemiskinan di salah satu sudut Ibu Kota.(Antara )

Studi dari Bank Dunia menemukan bahwa dampak dari covid-19 memberikan kemunduran terbesar bagi upaya pengurangan kemiskinan global sejak 1990 dan perang di Ukraina mengancam untuk memperburuk keadaan.

Diperkirakan bahwa sekitar 70 juta orang ke dalam kemiskinan ekstrem di 2020 akibat pandemi, peningkatan terbesar sejak adanya pemantauan kemiskinan global pada 1990. Akibatnya, diperkirakan 719 juta orang hidup dengan kurang dari US$2,15 per hari.

Laporan Kemiskinan dan Kemakmuran Bersama terbaru Bank Dunia memberikan pandangan komprehensif pada lanskap global kemiskinan setelah serangkaian guncangan luar biasa terhadap ekonomi global selama beberapa tahun terakhir. “Kemajuan dalam mengurangi kemiskinan ekstrem pada dasarnya terhenti seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang lemah,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam keterangannya, Jumat (7/10).

Ia mengatakan yang menjadi perhatian Bank Dunia dalah meningkatnya kemiskinan ekstrem dan penurunan kemakmuran bersama yang disebabkan oleh inflasi, depresiasi mata uang, dan konflik geopolitik. Ini diartikan sebagai pandangan suram bagi miliaran orang di seluruh dunia.

Menurutnya, diperlukan penyesuaian kebijakan makroekonomi untuk meningkatkan alokasi modal global, mendorong stabilitas mata uang dan menekan suku bunga yang lebih tinggi.

Dalam laporan Bank Dunia menyebutkan orang-orang termiskin menanggung biaya pandemi yang paling parah dengan mengalami kerugian pendapatan rata-rata 4% untuk 40% termiskin, dua kali lipat kerugian 20% orang terkaya dari distribusi pendapatan. Akibatnya, ketidaksetaraan ekonomi global meningkat untuk dalam beberapa dekade. "Tingkat kemiskinan rata-rata di negara berkembang akan menjadi 2,4 poin persentase lebih tinggi tanpa respons fiskal," sebut Malpass.

Namun, lanjutnya, pengeluaran pemerintah akan jauh lebih bermanfaat bagi pengurangan kemiskinan di negara-negara terkaya, yang umumnya berhasil sepenuhnya mengimbangi dampak covid-19 terhadap kemiskinan melalui kebijakan fiskal dan langkah-langkah dukungan darurat lainnya. “Selama dekade berikutnya, berinvestasi dalam kesehatan dan pendidikan akan sangat penting bagi negara berkembang, mengingat kerugian pembelajaran yang parah dan kemunduran terkait kesehatan yang mereka derita selama pandemi,” kata Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Bank Dunia untuk Ekonomi Pembangunan.

Kemiskinan ekstrem terkonsentrasi di Afrika Sub-Sahara, di daerah yang terkena dampak konflik, dan di daerah pedesaan. Afrika Sub-Sahara sekarang menyumbang 60% dari semua orang yang berada dalam kemiskinan ekstrem atau sekitar 389 juta orang, lebih banyak daripada wilayah lain mana pun. Tingkat kemiskinan di kawasan ini sekitar 35%, tertinggi di dunia.

Untuk mencapai tujuan kemiskinan 2030, setiap negara di kawasan ini perlu mencapai pertumbuhan PDB per kapita sebesar 9% per tahun selama sisa dekade ini. Ini merupakan rintangan yang berat bagi negara-negara yang pertumbuhan PDB per kapitanya rata-rata 1,2% dalam satu dekade sebelum covid-19. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya