Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
HARGA minyak global yang anjlok hingga 69% dalam 18 bulan terakhir membuat banyak perusahaan migas mengalami tren negatif. Namun, seiring dengan upaya efisiensi operasional, PT Pertamina (persero) mampu mempertahankan tren positif.
Produksi minyak di kuartal I 2016 ada di kisaran 307 ribu barel per hari (bph), naik dari periode yang sama tahun lalu, 267,9 ribu bph, dan produksi gas juga meningkat dari 1,62 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) menjadi 1,98 BSCFD.
"Banyak yang bertanya sampai harga berapa Pertamina kita masih bisa hidup? Kalau sekarang US$20/barel, kita masih bisa hidup," kata Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam di Jakarta, Rabu (22/6) malam.
Dengan efisiensi, perseroan mampu menekan biaya produksi minyak pada level sangat rendah. Pada 2013, biaya produksi per barel US$22,1, sedangkan pada 2014 naik sedikit menjadi US$23,8/barel, kemudian pada 2015 turun sampai US$20,7/barel. "Sampai April 2016 rata-rata biaya produksi hanya US$15,6/barel."
Menurut Alam, penurunan biaya produksi minyak dihasilkan dari upaya efisiensi yang efektif dan tepat sasaran. "Efektif adalah melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Misalnya, produksi, kita melakukan itu dengan cara yang benar, jangan overbudget dan waktunya jangan terlambat serta memilih program yang pas kita lakukan."
Untuk meningkatkan produksi, pihaknya juga menyasar keterlibatan perseroan dalam penggarapan Blok Masela di Maluku Tenggara yang dikelola Inpex dan Shell. "Kami siap terlibat lewat mekanisme participating interest maupun business to business, minimal 20% untuk skema produksi LNG apa pun di Masella," katanya.
Pihaknya juga akan terus berekspansi mencari sumber-sumber migas di luar negeri dengan jalan merger ataupun akuisisi. Hal itu harus dilakukan karena cadangan minyak di Indonesia tinggal 3,7 miliar barel. "Akuisisi blok migas di luar negeri itu untuk menjaga ketahanan energi Indonesia," katanya.
Saat ini Pertamina sudah mengeksplorasi minyak di Aljazair, Irak, Malaysia, beberapa negara di Afrika Barat, Timur Tengah, dan Asia Barat. (Jaz/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved