Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kebijakan Thamrin Pacu Pertumbuhan Kredit

Arv/X-4
17/6/2016 06:30
Kebijakan Thamrin Pacu Pertumbuhan Kredit
(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

UNTUK menghela pertumbuhan kredit perbankan, Bank Indonesia (BI) kembali melonggarkan kebijakan moneter dan makropudensial.

Dari sisi moneter, BI mengerek turun bunga acuan (BI rate) 25 basis poin (bps) menjadi 6,50%.

Sementara itu, suku bunga penempatan likuiditas harian perbankan di BI (deposit facility) turun 25 bps menjadi 4,50% dan suku bunga pinjaman BI kepada perbankan yang memerlukan likuiditas harian (lending facility) turun 25 bps menjadi 7,00%.

Acuan tersebut berlaku efektif sejak hari ini.

Bank Sentral juga memangkas suku bunga BI 7-day (reverse) repo rate 25 bps dari 5,50% menjadi 5,25%.

Hal itu dilakukan sejalan dengan reformulasi suku bunga yang telah diumumkan pada 15 April 2016.

Adapun kebijakan makroprudensial terakhir, yakni relaksasi rasio pinjaman terhadap nilai aset (loan to value ratio/LTV) danrasio pembiayaan terhadap nilai aset (financing to value ratio/FTV) kredit rumah tapak, rumah susun, dan ruko atau rukan.

Semuanya dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan pihaknya melihat kondisi ekonomimakro masih terjaga, inflasi rendah, defisit transaksi terkendali, dan nilai tukar rupiah stabil.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 diperkirakan membaik, yaitu di kisaran 4,9%-5%. Meskipun masih mewaspadai ekonomi AS, Jepang, Tiong kok, dan Eropa terkait Brexit," kata Juda di Gedung BI Jakarta, kemarin.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menambahkan, kebijakan tersebut diharapkan semakin memperkuat upaya meningkatkan permintaan domestik dan mendorong pertumbuhan ekonomi seraya tetap menjaga stabilitas makroekonomi.

"Kami yakin pelonggaran kebijakan tersebut memperkuat kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi."

Di sisi lain, Menko Perekonomian Darmin Nasution optimistis inflasi yang terjaga rendah dan penurunan BI rate akan memberi ruang untuk meningkatkan konsumsi.

"Kredit bisa tumbuh di atas 5%, apalagi ini Ramadan."

Kepala Ekonom BRI Anggito Abimanyu percaya penurunan BI rate tersebut dapat memacu pertumbuhan kredit perbankan.

"Ini harus dilakukan selagi situasinya kondusif kendati daya beli masyarakat masih lemah. Saya memprediksi BI masih akan melonggarkan sekali lagi sebelum penaikan suku bunga the Fed," tandas Anggito.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik