Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMERINTAH berupaya menekan penarikan utang dan mempersempit defisit di 2022. Diperkirakan defisit anggaran akan disusutkan hingga Rp100 triliun dari yang telah direncanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Demikian dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam CNBC Economic Outlook 2022 bertema Percepatan Pemulihan Ekonomi Indonesia 2022, Selasa (22/3).
"Kita coba mengurangi, tahun lalu kita sudah mengurangi issuance bonds kita. Defisit (2021) yang tadinya sekitar Rp1.000 triliun, turun menjadi sekitar Rp800 triliun. Tahun ini kita akan mencoba turunkan lagi, kemarin kita sudah hitung-hitungan, paling tidak Rp100 triliun kita bisa turunkan, mungkin bisa lebih," tuturnya.
Dalam APBN 2022, pemerintah merencanakan defisit anggaran sebesar Rp868 triliun, atau 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ani, sapaan karib Sri Mulyani menambahkan, upaya memperkecil defisit juga sejalan dengan amanat UU 2/2020 yang mewajibkan pengembalian defisit maksimal 3% di 2023.
Penyempitan defisit tahun ini didasari pada terjaganya kondisi instrumen fiskal negara dan perekonomian yang jauh lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. Belum lagi dalam dua bulan pertama di 2022 pendapatan negara terkerek cukup signifikan akibat lonjakan harga komoditas global.
Ani optimistis penyempitan defisit dapat dilakukan. Sebab, fondasi perekonomian tetap membaik meski ada ancaman dari kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fes). Terlebih, pemerintah juga masih mempunyai Surat Keputusan Bersama (SKB) III dengan Bank Indonesia untuk membiayai defisit anggaran.
Hal itu akan mengurangi penarikan utang dari luar negeri dan memperkecil nominal beban yang harus dibayarkan di kemudian hari. "Ini memberikan space. Dan Indonesia masih mempunyai pilihan pinjaman yang tidak melalui market di mana suku bunga naik, yield naik, harga jatuh," imbuhnya.
"Ini membuat bantalan kita menghadapi shock kalau interest rate naik. Sehingga kami dari sisi Kemenkeu, dari sisi mengelola utang, ada opsi-opsi," terang Ani. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved