Harga PCR Turun, Bos Garuda Harap Jumlah Penumpang Pesawat Melejit        

PEMERINTAH telah menurunkan harga pemeriksaan covid-19 dengan metode RT-PCR sebesar 45%. Direktur PT Garuda Indonersia Irfan Setiaputra berharap dengan kebijakan tersebut berdampak pada meningkatnya pembelian tiket pesawat yang berpengaruh pada trafik penerbangan dan pendapatan perseroan.

Menurutnya, selain adanya pengetatan aktivitas, penyebab penurunan jumlah penumpang maskapai nasional itu karena didasari tingginya harga test PCR sebesar Rp900 ribu per orang. 

"Kami menyari ketika pengetatan perjalanan itu dilakukan dengan salah satu syarat harus PCR dan dampaknya terhadap penurunan jumlah penumpang. Oleh sebab itu bila PCR itu turun harganya, kami tentu saja berharap akan ada peningkatan trafik penerbangan dikemudian hari," jelas Irfan dalam Public Expose Insidentil GIAA 2021 secara virtual pada Kamis (19/8).

Di satu sisi, Bos Garuda itu berpendapat, harga tes PCR tidak semata berdampak penurunan jumlah penumpang. Namun, adanya pembatasan syarat usia bagi penumpang yang mengatur warga dengan usia kurang dari 12 tahun dilarang melakukan perjalanan jarak jauh, menjadi alasan lainnya. 

Baca juga : Garuda Berharap Pendapatan dari Perjalanan Umrah Jemaah Indonesia

"Mohon dipahami bahwa penurunan maupun peningkatan trafik itu bukan disebabkan oleh PCR tetapi juga disebabkan oleh banyak kondisi. Di antaranya adalah kondisi syarat destinasi, kemudian limitasi penerbangan untuk anak dan sebagainya," urai Irfan.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan penurunan harga pemeriksaan Covid-19 dengan metode RT-PCR, sebesar 45%. Dengan demikian, tarif RT-PCR tertinggi di Pulau Jawa-Bali adalah Rp495 ribu dan di luar Jawa-Bali Rp525 ribu.

Irfan menegaskan akan mematuhi tiap aturan yang dibuat pemerintah dalam upaya menekan penularan covid-19, khususnya varian Delta. 

"Kami pada dasarnya sangat setuju di Garuda untuk bersama-sama dengan pemerintah memastikan penyebaran covid-19 ini bisa berhasil menurun secara drastis," tandasnya. (OL-7)