Juli, Penjualan Mobil Anjlok 8,4 akibat PPKM

GABUNGAN Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan, akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali pada Juli lalu, penjualan mobil secara wholesales (dari pabrik ke dealer) anjlok 8,4% dibanding Juni.

Berdasarkan data Gaikindo, pada bulan lalu tercatat 66.639 unit mobil terjual, menurun dibanding Juni dengan 72.720 unit. Sepanjang tahun ini angka terendah penjualan mobil terjadi pada Januari lalu dengan 52.909 unit.

"(Angka penjualan) turun karena sejak awal Juli 2021 ada PPKM Darurat," kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, Rabu (18/8).

Perpanjangan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 100% untuk mobil berkapasitas silinder mesin 1.500 cc, ungkap Kukuh, tidak bisa menggairahkan penuh angka penjualan mobil karena adanya pembatasan aktivitas tersebut. Pasalnya, penerapan diskon pajak 100% itu hanya menyisakan sebulan saja, yakni pada Agustus ini sesuai ketentuan pemerintah.

Sebelumnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan kebijakan diskon PPnBM 100% untuk mobil dinilai efektif mendongkrak penjualan produk mereka. Dari data yang diterima Media Indonesia pada Juni lalu, penjualan ritel Toyota pada tiga bulan penerapan relaksasi PPnBM 100%, yakni Maret-Mei, tercatat lebih dari 73.000 unit. Angka ini meningkat 122,9%, jika dibandingkan capaian periode sama pada 2020, yakni sekitar 32.000 unit.

"PPnBM efektif untuk meningkatkan demand dan optimisme terhadap perekonomian dan perbaikan iklim investasi," tutur Direktur TMMIN Bob Azam kepada wartawan beberapa waktu lalu. (OL-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Editor : Polycarpus