Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (18/6) dibuka pada level 6.065,52, melemah dari penutupan kemarin 6.068,44. Pergerakan akan masih akan dipengaruhi kenaikan kasus covid-19 dari dalam negeri.
IHSG minim sentimen positif dari global dan domestik, serta terjadi lonjakan kasus covid-19 dalam negeri dan mulai penuhnya kapasitas rumah sakit.
"Pergerakan diperkirakan terbatas ditopang oleh pernyataan Bank Indonesia yang meyakini tapering off dari Amerika Serikat baru akan terjadi pada awal tahun 2022," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Jumat (18/6).
Bursa saham AS ditutup variatif semalam. Indeks Dow Jones -0,62%, S&P500 -0,04%, dan Nasdaq +0,87%. The Fed tetap mempertahankan suku bunga di angka 0,25% bulan ini, namun mengisyaratkan potensi kenaikan lebih cepat di 2023 serta sinyal adanya pembahasan rencana pemangkasan pembelian obligasi.
The Fed memperkirakan inflasi AS akan mencapai 3,4% pada 2021. Saat ini, yield UST 10Y terpantau di level 1,51%. Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal naik +9,8% menjadi 412 ribu pada pekan lalu.
Pasar komoditas pagi ini mayoritas melemah. Harga minyak Brent -1,76% dan WTI -0,01%, CPO -0,56%, batu bara -0,46%, nikel -2,37%.
Kemarin Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berada pada 5,2% hingga 5,8%. Proyeksi tersebut mempertimbangkan wabah virus corona yang saat ini masih masif, sehingga memaksa pemerintah untuk mengetatkan mobilitas masyarakat.
Pengetatan mobilitas tersebut dinilai dapat memberikan tekanan terhadap progress pemulihan ekonomi. Program vaksinasi sebagai upaya terhadap pemulihan kesehatan diharapkan dapat berperan bagi naiknya konsumsi dan juga kepercayaan diri pelaku usaha.
Namun lambatnya progress tersebut menjadi kekhawatiran terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi baik di tahun ini maupun tahun depan. Bank Dunia mencatat, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan parkir di angka 4,4% dan menguat ke level 5% pada tahun depan.
Namun demikian, pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk mampu merealisasikan target itu. Di antaranya adalah memulihkan sektor-sektor usaha yang terdampak oleh pandemi sejak tahun lalu, yakni perdagangan, transportasi, dan jasa.
Sementara itu, pemerintah optimistis target pertumbuhan yang ditetapkan di kisaran 5,2%-5,8% pada 2022 bisa terealisasi. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN memaparkan komponen sasaran prioritas nasional I dalam Rancangan Kerja Pemerintah Tahun 2022 yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan.
Sejumlah komponen sasaran per sektor tersebut berbasis pada target pertumbuhan ekonomi yang telah disepakati. Secara detil, pertumbuhan ekonomi 2022 ditargetkan berdasarkan sektoral.
Pertanian ditargetkan dapat tumbuh di 3,6%-4%, Perikanan sebesar 8,31%, serta industri pengolahan berada di 5,3%-5,9%. Kemudian, pertumbuhan investasi ditargetkan sebesar 5,4%-6%, pertumbuhan ekspor industri pengolahan sebesar 8,4%, dan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa ditargetkan pada 4,3%-,6,8%.
"Tentu kami mengharapkan bahwa ketika proyeksi pertumbuhan ekonomi semakin turun, pemerintah dan para regulator mau meluangkan waktu untuk menyiapkan strategi baru, khususnya terkait dengan percepatan vaksinasi tatkala kasus covid-19 naik," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved