Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LEMBAGA Pengelola Investasi (LPI) Indonesia atau Indonesia Invesment Authority (INA) memiliki posisi yang sangat vital dalam akselerasi pembangunan berkelanjutan. Lembaga tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan mengoptimalkan nilai aset-aset negara secara jangka panjang serta menyediakan alternatif pembiayaan bagi pembangunan nasional di masa mendatang.
"Melalui keberadaan INA, kita akan bisa mengurangi kesenjangan antara kemampuan pendanaan domestik dan kebutuhan pembiayaan pembangunan khususnya di sektor infrastruktur. INA akan menjadi mitra strategis bagi para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri," ujar Presiden Joko Widodo saat memperkenalkan anggota dewan pengawas dan jajaran direksi INA di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (16/2).
Presiden cukup menyesali pembentukan lembaga pengelola dana abadi nasional yang begitu terlambat. Jika dibandingkan negara-negara di kawasan, Indonesia sangat tertinggal.
Indonesia termasuk negara yang sangat terlambat dalam pembentukan sovereign wealth fund. Negara seperti Uni Emirat Arab, Tiongkok, Arab Saudi, Kuwait, Qatar dan Singapura sudah memulai terobosan itu sejak 30 tahun lalu. Kini, mereka memiliki akumulasi dana yang besar untuk pembiayaan pembangunan.
"Walaupun lahir belakangan, saya yakin INA mampu memperpendek ketertinggalan, mampu memperoleh kepercayaan nasional dan internasional," tutur imbuh Presiden.
Kepala Negara juga menjelaskan bahwa pembentukan INA mempunyai dasar hukum yang kuat, yakni diperintahkan langsung oleh Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Secara kelembagaan dan cara kerja, INA juga memiliki regulasi yang jelas karena diatur di dalam PP Nomor 74 Tahun 2020.
"INA dijamin menjadi institusi profesional yang dilindungi oleh UU dan menggunakan pertimbangan-pertimbangan profesional dalam menentukan langkah-langkah kerjanya. INA dikelola oleh putra-putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional yang dijaring oleh panitia seleksi, dibantu oleh para head hunter profesional," tegas Jokowi.
Dengan berbekal semua hal tersebut, Jokowi optimistis INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional. INA akan mampu mengukuhkan diri sebagai Sovereign Wealth Fund kelas dunia.
"INA harus menjadi lembaga yang inovatif, berani mengambil keputusan-keputusan out of the box dengan tata kelola yang baik. Indonesia harus mempunyai alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi menuju Indonesia maju," tandas Presiden. (P-2)
Hingga akhir tahun ini, pemerintah akan terus menambah penyertaan modal secara bertahap hingga mencapai Rp75 triliun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved