Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PEMULIHAN ekonomi nasional yang diproyeksikan akan terlihat pada tahun 2021 menjadi harapan para pelaku bisnis. Indeks kepercayaan bisnis terus turun sejak level tertingginya di bulan Juni 2018.
Aksi beli investor asing secara YTD yang sebesar Rp 5,12 triliun dinilai seiringan dengan kepercayaan diri investor terhadap pulihnya perekonomian Indonesia di tahun 2021.
Baca juga: Wapres Ajak Qatar Investasi di Sektor Industri Halal
Tentu harapannya adalah bahwa inflasi inti bisa mengalami kenaikkan sehingga memberikan gambaran bahwa daya beli bisa mengalami pemulihan.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang di proyeksikan sebesar 5%, maka daya beli harus mendukung.
Untuk mendorong daya beli untuk mengalami kenaikkan, maka di tengah penyebaran wabah virus corona ini, pengendalian merupakan kunci untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk mulai melakukan konsumsi untuk mendorong inflasi.
Tanpa adanya rasa aman, masyarakat masih akan menunda keinginannya untuk konsumsi dan beralih kepada menabung.
Sejauh ini penantian akan penyuntikan gelombang pertama yang mulai dilakukan esok hari diharapkan dapat memberikan sentiment positif terhadap pasar, sehingga ada kemungkinan daya gebrak esok hari.
Presiden Jokowi mendapatkan suntikan pertama akan menjadi sebuah pijakan, dimana perekonomian diharapkan dapat pulih seiring dengan adanya distribusi dan penyuntikan vaksin.
Virus baru yang ditemukan oleh Jepang atas kunjungan salah satu masyarakat dari Brasil masih akan menjadi perbincangan. Tidak akan menjadi tantangan, apabila ternyata vaksin yang ada mampu untuk mengobati virus jenis baru tersebut.
"Sejauh ini semua masih sesuai dengan schedule kami, namun kenaikkan IHSG yang terlalu cepat di awal akan menjadi sebuah tanda bahwa pasar mungkin akan rawan koreksi. Kehati-hatian masih menjadi kunci yang diikuti dengan valuasi sentimen di pasar," kata Associate Director of Research and Investment Maximilianus Nico Demus, Selasa (12/1).
Pasar akan memantau seberapa baik kualitas dari berita vaksinasi tersebut, seberapa besar dampak dari berita tersebut kepada emiten yang bersangkutan. Seberapa lama efek tersebut dapat dirasakan oleh emiten yang bersangkutan. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved