Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Wapres: Ada Satu Hal yang Tidak Bisa Kita Tahan

Rudy Polycarpus
22/3/2016 20:17
Wapres: Ada Satu Hal yang Tidak Bisa Kita Tahan
(ANTARA)

DAMPAK unjuk rasa para pengemudi angkutan umum, khususnya taksi, di Jakarta tidak hanya dirasakn warga biasa. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun harus menerima imbas akibat macetnya lalu lintas akibat aksi mogok tersebut.

Aksi unjuk rasa sopir taksi membuat konvoi mobil Wapres harus antri untuk menerobos kemacetan. Rombongan Kalla terjebak macet di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Gedung LIPI ketika menuju Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Akibatnya, Kalla datang terlambat 15 menit dari jadwal yang telah ditetapkan. Menurut Kallas ini merupakan pengalaman pertamanya selama 1,5 tahun menjabat Wapres terlambat datang ke sebuah acara akibat kemacetan.

"Macet bukan karena lalu lintas tapi karena demo. Itu lah Jakarta ini, tapi semuanya itu adalah situasi yang di manapun bisa terjadi," kata Kalla saat membuka pidatonya yang langsung disambut tawa para menteri dan pejabat-pejabat eselon I.

Kalla memahami penyebab kemacetan itu karena adanya aksi demonstrasi para sopir taksi menolak kehadiran angkutan berbasiskan daring. Penolakan sistem transportasi berbasiskan teknologi tersebut sebenarnya juga terjadi di banyak negara lain di dunia. "Tapi ada satu hal yang tidak bisa kita tahan yaitu teknologi," katanya.

Menurut Kalla, moda transportasi umum terus bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Perubahan taksi terus berlanjut menggunakan GPS (Global Positioning System), dan sekarang tersedia layanan aplikasi online angkutan.

Kalla mengatakan kemajuan teknologi tidak bisa dihindari. Apabila masyarakat menolak masuknya teknologi, menurut Kalla, Indonesia akan ketinggalan. "Tinggal bagaimana menyesuaikan aturan atau aturannya diubah," tandasnya.

Menurut Kalla, setiap kehadiran model transportasi baru selalu menuai pertentangan. Contohnya, dulu kehadiran taksi Bluebird memicu aksi penolakan di berbagai kota di Indonesia. Kini, sebaliknya para sopir taksi berdemonstrasi menolak kehadiran layanan aplikasi online angkutan, seperti Uber dan Grab.

"Di Bali didemo, di Surabaya didemo. Sekarang giliran Blue Bird yang balik demo," katanya sembari tersenyum. (OL-2)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya