Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
PANDEMI covid-19 memang berdampak nyata pada kondisi ekonomi. Banyak perusahaan terpaksa gulung tikar atan mem-PHK karyawan. Alhasil angka pengangguran pun meningkat. Di saat sulit seperti ini, memulai bisnis sendiri menjadi salah satu pilihan untuk tetap produktif.
Salah satu peluang bisnis yang menjanjikan pada masa pandemi saat ini adalah berjualan makanan dan minuman. Pasalnya hal itu merupakan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Apalagi bisnis itu tidak memerlukan modal yang besar.
Baca juga: UMKM Perlu Jadi Prioritas dalam Penanganan Dampak Pandemi
Hal itu diungkapkan Tri Indah Lestari, Owner & CEO Dunots Indonesia. Ia pun berbagi pengalamannya sebagai profesional di bidang bakery selama lebih dari 23 tahun dalam berusaha Dunots Crispy Donuts.
Menurut dia, bisnis donat sangat menarik dan menjanjikan. Alasannya, karena makanan itu dapat dinikmati setiap hari, dan penikmatnya sangat banyak mulai dari anak-anak hingga orang tua. Meskipun pemain donat sudah banyak, tapi hal itu justru menunjukkan bahwa bisnis ini sangat menjanjikan. “Donat sudah jadi makanan favorit masyarakat, jadi tidak susah untuk mengedukasinya,” ujar Tari dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/12).
Melihat potensi itulah, Tari mengaku menciptakan ceruk pasar baru dalam konsep kios yaitu donat krispi yang diberi nama Dunots. Berbeda dengan donat lainnya, Dunots memiliki tampilan dan tekstur unik yang dilapisi dengan krispi dan diisi dengan aneka toping dan filling dengan berbagai rasa menambah enak rasa. Saat ini produknya diolah di rumah produksi, namun tetap menawarkan kualitas rasa yang tidak kalah dengan donat yang sudah memiliki nama besar.
Ia menyebut, sebenarnya sudah lama sejumlah pelanggannya meminta dirinya membuka Dunots dan sekaligus dalam rangka menumbuhkan wirausaha baru di Indonesia. Namun ia baru berani membuka peluang bisnis untuk masyarakat luas dengan Program Kemitraan Kios Dunots & Reseller Dunots. “Banyak banget yang minta dibukakan Kios Dunots melalui kemitraan dan reseller,” ujar Tari.
Untuk memenuhi permintaan tersebut, Tari pun membuka peluang kemitraan, dengan modal mulai dari Rp75 juta dalam bentuk kios. Untuk menjadi Reseller cukup membayar Rp500.000,- sudah termasuk biaya adminsitrasi dan produk yang siap jual.
“Dunots merupakan pilihan bisnis yang menjanjikan, bisnis ini memiliki cost produksi yang kecil, memiliki margin yang tinggi dan modal yang relatif tidak besar. Mitra Dunots, juga akan dibekali training, panduan mengelola usaha dan akan dipasang teknologi point of sales (POS) atau sistem kasir yang bisa di akses melalui smartphone, sehingga mitra bisa kontrol penjualan, gross profit melalui smartphone” terang Tari.
Hingga akhir 2020, Tari mentargetkan akan membuka 20 outlet Dunots dan untuk jangka waktu 3 tahun ke depan akan membuka 100 gerai mitra dan milik pusat di berbagai kota di Jawa, Bali dan Sumatera.
Diakui oleh Tari, pasar donat saat ini dikuasai oleh dua nama besar yang jaringannya sudah sangat luas dan namanya sangat dikenal masyarakat. Namun dengan peluang kemitraan yang dibuka oleh Dunots, bukan tidak mungkin akan menjadi brand dengan jaringan yang luas di pasar donat Tanah Air.
Yang dibutuhkan untuk membuat jaringan yang luas dan brand yang besar, menurut Tari adalah Produk yang diterima pasar, kreatifitas marketing, point of sales yang memudahkan untuk mengontrol bisnis, Sistem yang unggul, SDM yang pengalaman, komunikasi dan komitmen antara prinsipal selaku pemilik brand dan mitra sebagai kepanjangan tangan prinsipal di daerah.
“Yang penting komunikasi dan komitmen, maka prinsipal dan mitra akan berkembang dengan baik,” ujar Tari.
Dengan pengalaman panjang di dunia bakery, Tari meyakini bisnis Dunots akan menjadi makanan yang digemari oleh masyarakat. Dengan demikian peluang kemitraan yang ditawarkan pun akan menjadi bisnis yang menjanjikan. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved