Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Desa Pariwisata Diyakini Dapat Tingkatkan Nilai Tambah Penduduk

Despian Nurhidayat
10/9/2020 13:45
Desa Pariwisata Diyakini Dapat Tingkatkan Nilai Tambah Penduduk
Wisatawan bermain di Sungai Cileueur Kawasan Wisata Cadas Ngampar, Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.(ANTARA/ADENG BUSTOMI )

DEPUTI Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Victoria Br Simanungkalit mengatakan, sektor pariwisata dapat melakukan kolaborasi dengan UMKM, sektor pertanian, dan digitalisasi untuk membangun desa wisata di tengah pandemi covid-19.

Sebab dengan kolaborasi berbentuk desa wisata, yang akan mengandalkan produk lokal untuk dijual dan melalui digitalisasi, pemasaran bisa dilakukan melalui e-commerce.

Baca juga: Wagub Bali Dorong Pengembangan Desa Jadi Desa Wisata

"Artinya kami berharap para insan pariwisata tidak merasa terpuruk, karena kita bisa meningkatkan desa pariwisata melalui peningkatan produk unggulan di sektor pertanian dan kita angkat masyarakat atau insan pariwisata tersebut terhubung dengan digitalisasi. Ini kita kolaborasikan agar menjadi sektor yang bergerak," ungkapnya dalam Webinar Kemenkop UKM, Kamis (10/9).

"Kita akan meningkatkan pariwisata dengan gaya kekinian. Artinya pariwisata massal sudah mulai ditinggalkan karena jadi klaster covid. Akhirnya kita beralih ke pariwisata sehat. Menggunakan alam, hasil pertanian, dan banyak yang bisa kita kembangkan sehingga sektor pariwisata bisa pulih," sambungnya.

Untuk membangun desa wisata, Victoria menambahkan diperlukan juga kolaborasi antar UMKM di desa wisata. Hal ini bertujuan agar pariwisata dapat dijadikan alat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Artinya desa pariwisata dibangun untuk meningkatkan nilai tambah penduduk lokal. Tidak mengganti mata pencaharian utama, tapi meningkatkan nilai tambahnya. Mindset ini yang perlu diubah.

"Kami minggu lalu kunjungan ke Bali, ada Desa Wisata Samsara dan mereka sangat terdampak dengan covid ini. Wisatawan menurun, banyak masyarakat yang tadinya bekerja di perhotelan bahkan kembali ke desa tersebut. Nah mereka mencoba untuk menggerakan desa tersebut, dan yang pertama dikembangkan ialah mengajak masyarakat untuk bela dan beli produk lokal setempat," ujarnya.

"Ini mungkin bisa dijadikan contoh agar diterapkan masyarakat desa. Bagaimana menerapkan agar masyarakat bela dan beli produk setempat. Untuk itu, produk-produk lokal perlu ditingkatkan baik kualitas maupun sertifikasinya supaya masyarakat mau membeli. Di samping itu juga harus ditingkatkan daya saingnya yaitu harganya harus mampu bersaing," kata Victoria.

Victoria optimistis, hal ini nantinya bisa menjadi pemicu untuk insan pariwisata mencoba menggerakan sektor menjanjikan di daerahnya untuk menjaga geliat ekonomi dan juga mempersiapkan diri. Dalam artian ketika covid-19 berlalu dan sektor pariwisata meningkat, masyarakat sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan.

Akan tetapi, untuk mencapai hal tersebut  Victoria menegaskan bahwa masyarakat perlu mengetahui beberapa permasalahan terkait kinerja UMKM di desa. Antara lain integrasi antar UMKM untuk memperkuat ekonomi lokal masih perlu ditingkatkan.

"Kita perlu lokal heroes, pahlawan-pahlawan lokal yang bisa mengintegrasikan kekuatan lokal yang ada di wilayah masing-masing," tuturnya.

Selain itu, menurut Victoria rantai nilai yang membentuk kualitas produk juga masih lemah. Dalam hal ini pembinaan dan akses ke setiap dinas itu sporadis atau tidak di dalam suatu ekosistem yang utuh.

Itu sebabnya perlu dikembangkan suatu ekosistem yang utuh dan harus dilakukan oleh masyarakat setempat. Sehingga nantinya siapa pun yang ingin terlibat membangun ekonomi di wilayah tersebut hendaknya masih berada di dalam kerangka ekosistem yang sudah disepakati bersama.

"Kemudian juga kualitas profesionalisme dan spirit kewirausahaan masih lemah. Masih banyak masyarakat pedesaan yang masih berpikir subsistance, mereka merasa penghasilan itu cukup hanya untuk sekedar makan hari ini. Mereka tidak mempersiapkan branding, mencapai sekala ekonomi yang menghasilkan daya saing dan membuat strategi bisnis. Ini perlu ditingkatkan," ucap Victoria.

Permasalahan berikutnya ialah saluran distribusi produk ke pasar. Victoria mengatakan bahwa harus akui bersama, sistem logistik nasional maupun antar wilayah di Indonesia ini cukup mahal. Hal ini telah menjadi tantangan agar daya saing produk-produk lokal bisa mendunia.

Untuk itu kemitraan strategis antar UMKM di desa wisata perlu didorong dengan meningkatkan kualitas sumber daya lokal. Entah pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan.

"Ini perlu diidentifikasi, dari SDA (Sumber Daya Alam) yang dimiliki masing-masing desa untuk diangkat menjadi produk-produk berkualitas global dan menarik wisatawan untuk datang ke desa tersebut. UMKM selain dapat mempromosikan sektor pariwisata, juga dapat mempromosikan produk lokal, baik secara langsung sebagai bagian dari produk pariwisata seperti oleh-oleh dan bisa dipromosikan ke luar melalui e-commerce," ujarnya.

"Artinya, digitalisasi menjadi suatu keharusan masuk sampai ke desa dan infrastruktur sudah mulai dipenuhi oleh pemerintah, dengan mencoba seluruh wilayah Indonesia bisa diakses melalui internet. Untuk itu, kesiapan masyarakat untuk masuk atau terhubung dengan digital menjadi suatu keharusan," pungkas Victoria. (Des/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya