Pembukaan Aktivitas Ekonomi Bisa Dongkrak Pertumbuhan Nasional

Mediaindonesia.com
07/8/2020 13:15
Pembukaan Aktivitas Ekonomi Bisa Dongkrak Pertumbuhan Nasional
Pengunjung menggunakan masker menyambang sebuah mal di Jakarta yang mulai dibuka lagi.(MI/Fransisco Carollio )

PEMERINTAH disebut sudah menyiapkan lima langkah untuk mencegah perekonomian masuk ke dalam jurang resesi, dan mendorong pemulihan ekonomi pada kuartal tiga dan empat 2020. Hal itu untuk mengantisipasi asumsi negatif pertumbuhan ekonomi yang oleh beberapa pengamat dikhawatirkan akan semakin memburuk.

Pertama, pemerintah akan melakukan belanja besar-besaran untuk menghadapi ancaman resesi yang bakal datang. Dengan begitu, kontraksi ekonomi akibat pandemi covid-19 bisa diredam.  

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melambat akibat Pandemi

"Lewat belanja besar-besaran permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Belanja pemerintah diakui menjadi instrumen yang menjadi daya ungkit untuk memulihkan ekonomi di saat krisis akibat pandemi Covid-19.  Selain itu sektor swasta dan UMKM harus dipulihkan kembali dengan stimulus.

Kedua, pemerintah sudah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Komite ini dipimpin oleh Airlangga Hartarto dan Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana.

Lewat komite itu penanganan kesehatan dan ekonomi terus berjalan sinergi. Selain itu komite harus bisa memastikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal tiga 2020 tetap terjaga. Kuartal tiga adalah momentum Indonesia jatuh ke jurang resesi atau tidak.

Ketiga pemerintah sudah memberikan bantuan ke UMKM, yang juga menjadi salah satu sektor yang terpukul paling awal akibat pandemi covid-19. Pemerintah menyiapkan berbagai program untuk mengungkit sektor ini menggeliat kembali.

Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit bagi UMKM.  Selanjutnya ada pula bantuan UMKM produktif dan kredit berbunga rendah.

Keempat pemerintah juga menempatkan Dana di Perbankan. Ini dilakukan untuk memutar kembali roda ekonomi. Penempatan yang telah dilakukan pemerintah adalah Rp30 triliun di Himpunan Bank Milik Negara, serta Rp11,5 triliun di Bank Pembangunan Daerah.

Penyaluran kredit perbankan sudah membaik seiring dengan adanya penempatan dana pemerintah tersebut.  Terbukti adanya penyaluran kredit yang besar dari bank-bank penerima penempatan dana tersebut. Hingga 22 Juli lalu, penyaluran kredit dari penempatan dana di Himbara telah mencapai Rp43,5 triliun kepada 518.797 debitur.

Kelima, pemerintah melakukan  Penjaminan Kredit Modal Kerja untuk Korporasi. Program kepada korporasi padat karya ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.  “Perbankan telah menandatangani perjanjian penjaminan terutama untuk sektor padat karya yang merupakan sektor yang banyak memperkerjakan pekerja," ujar Airlangga.

Sementara sejumlah ekonom menakar dampak pembukaan kembali aktivitas ekonomi di tengah situasi pandemi mampu mendorong pertumbuhan.

Berdasarkan data Google Mobility hingga 17 Juli, aktivitas di sejumlah tempat publik dan pusat ekonomi mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan saat PSBB) pada Maret-Mei. 

Prediksi dari beberapa lembaga keuangan, seperti IMF menunjukkan jika Indonesia akan menjadi negara dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok pada 2021. IMF memperkirakan perekonomian dunia tumbuh sebesar 5,4% dan diikuti proyeksi Bank Dunia sebesar 4,2%. Sementara, OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan berkisar di rentang 2,8% hingga 5,2%. (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya