Pertumbuhan Kuartal II Diprediksi Minus

M ILHAM RA
05/8/2020 05:00
Pertumbuhan Kuartal II Diprediksi Minus
PREDIKSI PERTUMBUHAN EKONOMI KUARTAL II NEGATIF: Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020)(ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.)

EKONOM dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) Teuku Riefky memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II
2020 berada di kisaran -4,2% hingga -5,3%.

Pasalnya, di paruh kedua semester I 2020 itu, seluruh sektor ekonomi sudah terkontraksi akibat pandemi covid-19.

“Pola yang sama atau bahkan lebih buruk, diprediksi akan muncul di kuartal II 2020,” ujar Teuku dalam laporannya yang diterima, kemarin.

Awal Mei 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97% (yoy).

Pertumbuhan tersebut mengalami kontraksi 2,41% jika dibandingkan dengan kuartal IV 2019.

Hari ini, BPS berencana akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada akhir Juli lalu sudah membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020. “Kami sendiri sekarang memprediksikan
kuartal II 2020 di proyek sikan antara minus 5,08% dan minus 3,54% dengan poinnya di -4,3%,” kata Sri Mulyani dalam paparan Laporan Semester I 2020 dan
APBN Kita Juli 2020, Senin (20/7).

LPEM UI, kata Teuku Riefky, melihat pandemi covid-19 telah membuat permintaan domestik makin lambat di kuartal II 2020 dan malah menaikkan tingkat tabungan kalangan menengah ke atas. Hal itu akan menurunkan konsumsi rumah tangga, tidak hanya hingga kuartal II 2020, tetapi juga secara menyeluruh di 2020.

Teuku bilang, atas sikap konsumsi yang berubah tersebut, diperkirakan tingkat infl asi masih akan terus berada pada level yang rendah sampai kepercayaan konsumen
kembali meningkat.

Resesi ekonomi

Saat menjadi pembicara di webinar yang digelar Universitas Lambung Mangkurat, kemarin, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengajak
masyarakat tidak khawatir dengan resesi, tapi yang perlu dilihat ialah tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV 2020.

“Kita berusaha supaya kuartal III itu, apa pun trennya, pokoknya harus positif, artinya pertumbuhan ekonomi kuartal III harus lebih baik dari kuartal dua,” kata Suahasil.

Resesi, lanjut dia, merupakan label atau status jika dalam dua kuartal berturut-turut pertumbuhan perekonomian suatu negara negatif. Pemerintah berharap
kuartal III ekonomi Indonesia tidak tumbuh negatif lebih dalam dari sebelumnya karena sedang menggenjot konsumsi, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor.

“Nah, ini yang lagi kita kejar. Kami harap tidak negatif (kuartal ketiga). Tapi kalau sampai negatif, jangan khawatir dengan urusan label,” tegas Wamenkeu.

Di kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan skenario pemulihan ekonomi yang disiapkan pemerintah akan berlanjut
hingga 2021.

Saat menyampaikan pidato di rakernas BPJS Ketenagakerjaan, kemarin, ia mengatakan skenario itu disiapkan karena pandemi diperkirakan belum pulih dalam waktu dekat.
“Pada 2021, kebijakan pemerintah juga masih dalam skenario pemulihan ekonomi,” katanya. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya