Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Resmi Jabat Dirjen Pajak, Tugas Berat Menanti Ken Dwijugiasteadi

Nuriman Jayabuana
01/3/2016 17:34
Resmi Jabat Dirjen Pajak, Tugas Berat Menanti Ken Dwijugiasteadi
(ANTARA/Bhakti Pundhowo)

DIRJEN pajak yang baru dilantik Ken Dwijugiasteadi memikul tanggung jawab berat. Pasalnya, penerimaan pajak harus mencapai target Rp1.546,7 triliun selama 2016, atau melonjak 30 persen dari capaian pajak 2015.

“Tentunya ini beban yang sangat berat. Tanpa penerimaan yang besar, tak akan ada anggaran belanja yang ekspansif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat pelantikan Ken di Jakarta, Selasa (1/3).

Ken menjabat Dirjen Pajak menggantikan pelaksana tugas Dirjen Pajak pengganti Sigit Priadi yang mundur tahun lalu. "Ditjen Pajak mulai hari ini sudah memiliki pimpinan yang definitif. Dengan adanya pimpinan definitif tentu membuat Ditjen Pajak harus bsia berlari cepat mencapai target target yang ditetapkan," ujar Bambang.

Realisasi pajak menjadi amat penting karena berdampak langsung terhadap kinerja belanja pemerintah. Seperti diketahui, pajak menopang sekitar 70 persen dari penerimaan negara. Sehingga pendanaan belanja pemerintah amat bergantung kepada pemasukan pajak.

Ken sebagai Dirjen Pajak definitif harus mampu mengamankan penerimaan pajak pada tahun ini. “Penerimaan pajak satu satunya resiko fiskal terbesar pada saat ini,” kata Bambang.

Menurut Bambang, hal tersebut terjadi lantaran masih minimnya penerimaan dari wajib pajak perorangan. Sebab penerimaan pajak di Indonesia masih begitu bergantung kepada pajak korporasi. “Pada 2016 ini harus ada kejelasan DJP untuk bisa memperbaiki penerimaan dari wajib pajak perorangan,” kata dia..

Minimnya capaian pajak perorangan tergambar dari realisasi pajak perorangan pada 2015 yang hanya mencapai angka Rp 9 triliun. Angka tersebut sebenarnya menunjukan sistem perpajakan di tanah air masih tertinggal dibanding negara lain.

“Artinya belum seperti negara maju yang sangat tergantung kepada pajak perorangan, bukan kepada wajib pajak badan. Seolah individual di indonesia itu belum mampu, padahal banyak sekali individu yang masuk ke golongan super kaya,” ujar Bambang.

Di sisi lain, Ken menyadari di semua lini permasalahan terdapat tantangan yang mesti dipecahkan. Termasuk dalam menjawab tantangan peningkatan realisasi penerimaan pajak. “Bersama pak Menteri kita sudah siapkan skenario A sampai Z, juga skenario AA sampai ZZ,” ujar dia.

Untuk target pajak 2016, pemerintah berharap meningkatkan penerimaan dari terobosan tax amnesty, Tapi, selain itu, dia berfokus mengekstensifikasi pajak perorangan. Caranya, dengan mengedukasi masyarakat untuk bergotong royong membayar pajak.

“Kita perlu kerja sama dengan semua pihak, ga bisa kalau kita sendiri. Kita akan permudah cara pembayaran pajak dan mengajak semua orang sadar dan peduli pajak,” ujar dia. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya