Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
DEPUTI Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br Simanungkalit mengatakan bahwa pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini telah membuat banyak pihak menderita, terutama pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Meski begitu, menurut dia sebenarnya ada peluang dibalik pandemi covid-19. Sebab kebutuhan medis saat ini meningkat, baik itu untuk tenaga medis, maupun masyarakat. Masalahnya memang banyak UKM yang terkendala modal. Untuk itu, ia berharap bantuan semua pihak, terutama kalangan perbankan.
Baca juga: BEI Undang UKM Masuk Bursa
"Untuk itu kami mencoba menginisiasi ada beberapa UKM yang beralih untuk memproduksi kebutuhan medis seperti APD (Alat Pelindung Diri), masker, hand sanitizer dan lainnya. Kami sudah mendata dan sebanyak 330 UKM yang tersebar di 16 provinsi ingin ambil bagian," ungkapnya dalam video conference, Kamis (16/4).
"Kita perlu apresiasi keinginan mereka untuk tetap berbisnis dan mencoba memprpduksi APD sesuai standar yang diminta. Kerja sama kami dengan Karya Nusantara ingin kami konsoludisai agar standarnya sama semua dan karena terkonsoludiasi kami bisa membuat kapasitas produksi yang dapat memenuhi permintaan buyer baik dalam dan luar negeri," lanjut Victoria.
Senada, Presiden Direktur Bank Amar, menyebut bahwa pandemi virus korona adalah krisis kesehatan yang berdampak pada ekonomi. Akibatnya banyak bisnis yang bertumbangan, baik perusahaan besar maupun mikro.
Untuk itu pihaknya, lewat produk unggulan Tunaiku, berkomitmen untuk membantu usaha mikro agar dapat bertahan melewati masa-masa yang yang sulit pada kuartal kedua ini. “Kami siap untuk membantu meringankan beban pengusaha mikro dan tidak akan membiarkan usaha mikro turun,” ujarnya.
Meski begitu, dia yakni kinerja perekonomian akan membaik pada kuartal ketiga. Sebab bagaimanapun perekonomin Indonesia cenderung stabil sebelum adanya wabah virus korona.
“Saat ini yang dibutuhkan adalah restrukturisasi pinjaman usaha mikro dan yang saya amati semua bank sudah mengambil langkah tersebut. Amar Bank sendiri berkomitmen untuk mendukung penuh ekosistem bisnis, kami optimistis akan ada banyak peluang pasca situasi krisis kesehatan ini, yang terpenting adalah sinergi semua pihak untuk saling meringankan beban di kuartal kedua ini untuk nanti bersama-sama kembali mengejar pertumbuhan di kuartal ketiga,” tutupnya.
Melalui Tunaiku, Amar Bank telah menyalurkan kredit kepada lebih dari 100,000 UMKM dan jumlahnya mencapai Rp2 triliun sepanjang 2019 lalu, meningkat sebesar 100% dari 2018.
Sebelumnya lembaga penjamin simpanan (LPS) menyatakan bahwa secara umum kondisi perbankan masih stabil. Hal itu ditunjukkan oleh beberapa indikator industri perbankan per Februari 2020, di antaranya dari tingkat permodalan mencapai 22,27%, kondisi likuiditas yang relatif cukup dengan LDR mencapai 91,76%.
Sementara ROA terpantau di level 2,46%. Selain itu, simpanan juga masih menunjukkan pertumbuhan year on year positif yakni sebesar 7,77%, bahkan data harian di akhir Maret 2020 memperlihatkan peningkatan pertumbuhan menjadi 9,79% secara year on year. (Des/Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved