Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Tenaga Nuklir Nasional (Batan) merencanakan pembangunan reaktor daya eksperimental (RDE) yang akan diujicoba menggunakan bahan bakar thorium. Energi yang termasuk unsur radioaktif itu dinilai memiliki prospek energi untuk masa depan. "Di Indonesia dan di berbagai negara di dunia, kandungan thorium lebih banyak 3-4 kali ketimbang uranium. Hal ini menyebabkan sebagian orang beranggapan bahwa thorium lebih memiliki prospek di masa depan," ungkap Kepala Batan Djarot Sulistio dalam siaran pers di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, Indonesia menyimpan cadangan thorium, yakni di Pulau Bangka, Bangka Belitung, dengan potensi 121.500 ton. Beberapa keunggulan thorium ketimbang uranuim yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) saat ini, di antaranya 90% thorium akan bereaksi menghasilkan listrik ketimbang uranium yang hanya 3%-5%. "Sehingga akan menghasilkan limbah radioaktif yang jauh lebih kecil," tuturnya.
Pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) juga dinilai tidak menghasilkan plutonium pada proses reaksi nuklirnya, sehingga menjamin tidak disalahgunakan untuk tujuan persenjataan. "Reaktor PLTT bekerja pada tekanan normal (1 atm), sehingga tidak membutuhkan struktur pelindung yang kuat seperti halnya pada PLTN yang tekanannya sekitar 144 atm. PLTT juga bekerja pada temperatur yang lebih rendah daripada PLTN, sehingga konversi panasnya menjadi listrik jauh lebih besar," ucap Djarot. Beberapa negara sudah mengembangkan PLTT, yakni Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Tiongkok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved