Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Harga Gabah Jatuh Dipicu Ulah Spekulan

WJ/LD/Ts/X-6
20/2/2016 09:23
Harga Gabah Jatuh Dipicu Ulah Spekulan
(ANTARA/Umarul Faruq)

MUSIM panen tidak selamanya membuat petani semringah. Hal itu terlihat di sejumlah daerah.

Di Sragen, Jawa Tengah, sejak sepekan terakhir ini hingga Maret mendatang tanaman padi MT I seluas 43 ribu hektare mulai dipanen.

Sayangnya, harga gabah jatuh seiring musim panen bersamaan dengan musim hujan bercurah tinggi.

Harga pun kemudian dikuasai para spekulan yang sangat paham bahwa sebagian besar petani tidak memiliki mesin pengering.

"Petani berhasil mengatasi berbagai hama. Namun, karena tidak memiliki mesin pengering padi, mereka tidak mampu berbuat banyak ketika spekulan datang menawarkan dengan harga rendah dengan alasan gabah basah," kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen, Suratno, saat dihubungi kemarin.

Di berbagai desa di Sragen, harga gabah hanya berkisar Rp2.700 dan paling tinggi Rp3.000/kg.

Harga ini jauh dari Inpres No 5 Tahun 2015 yang menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp3.750.

Suratno mengharapkan Bulog jangan kalah dengan spekulan.

"Bulog harus turun langsung ke petani dan ambil gabah petani sesuai dengan ketentuan Inpres No. 5 Tahun 2015," tuturnya.

Setali tiga uang, harga gabah di Temanggung, Jawa Tengah, juga turun rata-rata Rp500 per kilogram GKP.

Namun, penyebabnya berbeda dengan petani di Sragen.

"Pasokan gabah melimpah karena sebagian besar petani sudah panen, sedangkan permintaan sepi. Apalagi, belakangan hujan terus, tidak bisa menjemur," jelas Rodiyah, 52, pengelola penggilingan padi di Kecamatan Bulu.

Jini, 60, pengelola penggilingan padi di Kelurahan Jurang, Kecamatan Temanggung, mengatakan turunnya harga gabah tidak memengaruhi harga beras karena hingga saat ini harga beras masih stabil di kisaran Rp9.000

Berbeda dengan di Banyumas, Jateng, harga gabah masih tinggi.

Saat ini harga GKP mencapai Rp3.800 hingga Rp4 ribu per kg. Harga itu masih di atas HPP yang dipatok Rp3.700 per kg.

"Meski harga masih lebih tinggi dari HPP, kualitasnya turun karena curah hujan tinggi sehingga kadar air menjadi tinggi," kata Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas Faturrahman.

Humas Bulog Subdivisi Regional Banyumas Priyono mengakui harga gabah memang turun lantaran cuaca ekstrem.

"Namun, karena harga masih di atas HPP, penyerapan pangan belum dapat dilakukan."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik