Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PT Indorama Synthetics Tbk bakal meraih tambahan pendapatan US$40 juta (Rp540 miliar) per tahun setelah beroperasinya pabrik baru di Purwakarta, Jawa Barat.
Kenaikan omzet itu berasal dari peningkatan kapasitas produksi benang pintal perseroan sekitar 10.800 metrik ton per tahun.
"Dengan penambahan produksi itu Indorama bisa menambah pendapatan US$40 juta per tahun," ujar Presiden Komisaris Indorama Synthetics Sri Prakash Lohia saat peresmian pabrik baru itu di Purwakarta, Rabu (10/2).
Pabrik kesembilan Indorama yang berdiri di atas lahan seluas 50 hektare itu juga dilengkapi 40.320 spindle dan mempekerjakan 270 karyawan.
Pembangunan pabrik baru itu menyedot dana Rp556 miliar yang sebagian besar didapat dari kas internal dan pinjaman perbankan.
Sepanjang 2015, imbuhnya, Indorama mengekspor hasil produksi mereka ke 80 negara senilai US$700 juta (Rp9,45 triliun).
"Untuk menembus pasar global itu kami bekerja sama dengan sejumlah brand global."
Lebih lanjut, Sri meminta pemerintah mengimplementasikan skema power willing dalam Peraturan Menteri ESDM 1/2015 tentang Kerja Sama Penyediaan Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Bersama Jaringan Tenaga Listrik.
Beleid itu memungkinkan swasta membangun pembangkit listrik mandiri dan menggunakannya di wilayah atau zona usaha mereka.
"Kami sedang membangun pembangkit listrik di Jatiluhur, Purwakarta, dengan kapasitas 60 Mw (megawatt) yang ditargetkan rampung Maret 2016," paparnya.
Sebagian kapasitas pembangkit itu digunakan untuk produksi dan operasional pabrik baru yang butuh pasokan litrik 20 Mw.
Diskon PPh untuk padat karya
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani yang hadir di acara itu berjanji akan menangani permasalahan tersebut.
"Persoalan listrik menjadi concern pemerintah. Itu sebagian tantangan yang harus diselesaikan," katanya.
Franky memaparkan pemerintah memberi terhadap industri yang memproduksi bahan baku, barang modal, dan berorientasi ekspor seperti Indorama.
"Tentu tanpa meninggalkan industri padat karya," ujarnya.
BKPM sedang dalam proses memberikan diskon pajak penghasilan (PPh) 21 pada industri berorientasi ekspor yang menyerap 2.000-5.000 pekerja.
"Ini menunjukkan pemerintah serius khususnya di industri padat karya dan turunannya," paparnya.
Ia menuturkan Indorama Synthetics merupakan perusahaan Indonesia yang sudah go global.
Selain menciptakan lapangan kerja dan memberi devisa ekspor, Indorama memasok bahan baku industri.
"Tekstil merupakan industri prioritas karena padat karya dan berorientasi ekspor," jelasnya.
Data realisasi investasi BKPM menunjukkan investasi tekstil dan produk tekstil nasional di 2015 mencapai Rp8,3 triliun dengan total 855 proyek, naik 35,7% jika dibandingkan dengan 2014.
"Sejumlah Rp2,7 triliun merupakan investasi dalam negeri dengan 185 proyek dan investasi asing senilai Rp5,4 triliun dengan 670 proyek," pungkasnya. (E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved