Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PENGUSAHA UMKM menganggap pasar domestik maupun luar negeri sama penting dalam tujuan distribusi produk-produk mereka. Namun, pasar domestik perlu lebih diperkuat supaya tidak terlalu dibanjiri produk impor.
Hal itu diungkapkan seorang pelaku usaha bernama Inrara Sakib. Ia menjual pernak-pernik mulai dari sendok dari kayu pohon pinus, kalung yang terbuat dari eceng gondok, tas dari bahan wol, pot bunga, dan lain-lain yang memiliki nilai seni.
"Kita harus memperkenalkan sebanyak mungkin produk kita ke pasar Indonesia dengan kualitas yang bagus. Dengan itulah kita mendefend our market," katanya saat ditemui di perhelatan UMKM Export BRILian Preneur 2019 yang merupakan rangakaian HUT ke-124 Bank BRI di JCC Senayan, Minggu (22/12).
Inrara sependapat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka acara tersebut. Menurut Jokowi, pelaku UMKM jangan terlena berorientasi ekspor sehingga melupakan pasar dalam negeri.
"Saya sangat setuju dengan Pak Jokowi. Kalau kita terlena, pasar kita akan dikuasai oleh China karena kamu gak akan bisa defend dengan China, dengan produk segitu murahnya dan segitu cepatnya," ujarnya.
Produk Inrara diberi nama Terima Kasih KemBali. Ia ingin mempopulerkan kata tersebut dalam pernak-perniknya sebagaimana populernya kata "thank you" atau "merci".
"Filosofi saya dalam hidup itu harus selalu berterima kasih, jadi saya kasih nama Terima Kasih KemBali. Jadi begitu orang liat seolah-olah orang liat Bali, dan Bali itu indentik sekali sama Indonesia," ungkapnya.
Untuk pemasarannya, ia memiliki butik di bilangan Kemang Jakarta Selatan. Produknya juga pernah dipamerkan di sebuah bazar di New York. Sedangkan untuk rentang harga produk Terima Kasih KemBali berada di kisaran Rp100 ribu sampai Rp4 juta.
"Kalau paling mahal itu tas, bisa kita jual 300 dolar di luar negeri, kalau di sini jutaan lah," ungkapnya.
Di acara UMKM Export BRILian Preneur 2019, Terima Kasih KemBali telah bernegosiasi dengan buyer dari luar negeri tetapi belum ada kesepakatan.
"Kemarin ada yang dari Spanyol. Pas dia melihat produk saya, mereka langsung bilang ini berbeda dari yang lain. Mereka akan minta semua produk dengan price list dan setelah itu baru open order," katanya.
Pelaku usaha lain bernama Indra Syahputra menjual produk kopi Aceh yang diberi nama Ulee Kareng. Produk tersebut berupa kopi sachet siap seduh dengan berbagai varian seperti kopi original plus gula, white coffee, green coffee, arabika less sugar, dan kopi sanger 3 in 1 berisi kopi, gula, dan susu.
Menurut Indra, ia masih kesulitan memasarkan produknya ke luar negeri.
"(Prospek) Pejualan ke luar negeri bagus, cuma wadahnya belum ada, belum ada yang bantu kita untuk ngurus segala macamnya, harus koordinasi ke siapa, dan lain-lain," katanya.
Oleh karena itu, bagi produk Ulee Kareng, pasar domestik lebih menjanjikan. Indra mengaku omzetnya di atas Rp100 juta per bulan.
"Kalau (pasar) nasional: Aceh, Medan, Palembang, dan lain-lain. Ini pasarnya ke grosir. Kalau seperti green coffee, arabika less sugar, sama sanger ke swalayan modern. Transmart udah masuk, Indomaret masuk," jelasnya.
Menurutnya, produk kopi miliknya sempat dilirik buyer luar negeri ketika dipamerkan di acara UMKM Export BRILian Preneur 2019.
"Buyer ada kemarin tapi belum deal karena mereka (mau) barang dulu baru bayar. Kita gak bisa. Namanya juga bisnis jadi gak bisa seperti itu karena ada risiko," terangnya.
Sama halnya dengan kedua pengusaha di atas, pengusaha dekorasi peralatan rumah tangga bermotif leopard milik Adityah Sari juga belum menemukan kesepakatan dengan pembeli luar negeri.
"Dari acara ini belum ada deal-dealan (dengan buyer luar). Kemarin sempat ada turis juga dari Kanada apa Meksiko, dia bilang menarik," kata Adityah.
Produk bermerek "Leopard" menyediakan dekorasi motif leopard untuk barang-barang rumah tangga mulai dari peralatan dapur, kamar tidur, hingga barang-barang lain seperti tas dan tumbler.
Adityah mengaku tertarik memasarkan produknya itu ke luar negeri. "Pengennya ekspor ke Afrika karena leopard "masuk" untuk kawasan itu," ungkapnya.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar “UMKM Export BRILian Preneur 2019” dari tanggal 20-22 Desember 2019 di Assembly Hall JCC, Jakarta. Acara ini dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa acara tersebut diselenggarakan dengan tujuan mempertemukan pengusaha UMKM dengan pembeli potensial dari luar negeri.
"Kita mempertemukan UMKM dengan buyer-buyer dari luar negeri. Ada 154 UMKM yang siap ekspor bisa hadir di JCC. Dan semoga ada 10 sampai 80 buyer luar negeri dari berbagai negara. Ada Uni Eropa, Timur Tengah, Jepang, Australia, dan lain-lain," kata Sunarso. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved