Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
MASYARAKAT Indonesia belum memprioritaskan penyediakan dana jangka panjang dan melakukan perencanaan keuangan yang matang.
Hal itu tecermin dalam sebuah survei terhadap 500 investor dengan 70% di antara responden tidak memiliki target jumlah dana simpanan untuk jangka waktu tertentu. Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Manulife Asset Management Indonesia Legowo Kusumonegoro di Jakarta, Kamis (4/2).
"Investor di Indonesia hanya fokus pada perencanaan keuangan jangka pendek dan tidak memiliki strategi yang jelas untuk jangka panjang, dan tidak mengelola pengeluaran harian mereka secara efektif," tutur Legowo. Ia mengungkapkan hal tersebut diperparah dengan fakta, sampai 2015 lalu, masih banyak dana tunai masyarakat hanya berputar di tabungan atau deposito.
"Mereka menjadikan keduanya investasi utama. Memang itu instrumen aman, apalagi di tahun lalu. Namun, imbal hasilnya sangat kecil dan pasti akan terus dipakai untuk likuiditas keuangan." Padahal, lanjutnya, investor sadar perlunya perencanaan investasi yang lebih baik di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi. Namun, karena sikap abai itu membuat mereka tidak siap mengelola keuangan.
Tidak hanya itu, survei bertajuk Manulife Investor Sentiment Index Study 2015 ini juga menunjukkan, 53% dari 500 investor menghabiskan minimal 70% penghasilan per bulan untuk belanja konsumtif. Sementara 1 dari 4 investor akan meminjam uang jika dalam tiga bulan mereka kehilangan sumber penghasilan utama.
"Mereka sangat mengandalkan penghasilan bulanan dan hanya memiliki sedikit simpanan. Jika tidak ada simpanan, utang jadi andalan," ujar Legowo. Chief Agency Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Rusli Chan mengatakan survei juga mengungkap beberapa pola pengeluaran bisa membuat mereka terlilit utang jangka panjang dan terkena dampak finansial.
"Apalagi angka harapan hidup masyarakat cenderung meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Akan berbahaya jika persiapan dana jangka panjang, dana pensiun, tidak menjadi prioritas," pungkasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved