Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DIRJEN Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan, KKP diberi tugas oleh pemerintah untuk meningkatkan ekspor.
"Untuk ekspor sekarang karena kita diberi tugas oleh Presiden untuk meningkatkan nilai tambah ekspor 250% khususnya udang. Kenapa udang, karena nilainya paling besar dan strategis. Udang itu konsumsi internasional yang masih terbuka sangat lebar," kata dia di Kantor KKP, Jakarta (18/12).
Atas dasar tugas tersebut, KKP pun mulai mengkaji kembali aturan ekspor beberapa komoditas lautnya. Menurutnya terdapat dua komoditas utama yang perlu ditingkatkan ekspornya yakni komoditas laut dan air tawar. Untuk komoditas laut, udang dan lobster memiliki nilai terbesar atau strategis.
"Kita masih mencari, mengumpulakn data-data (komoditas laut) karena Permen kan belum terbit. Selama ini kita permen yangg lama," tambah dia.
Selain itu, dia menambahkan, KKP juga fokus pada pengembangan sarana prasaran untuk mendukung budidaya komoditas laut seperti lobster. Menurutnya infrastruktur budidaya lobster di Indonesia sebenarnya sudah ada dan sudah siap, akan tetapi diperlukan pengembangan lebih lanjut seperti dukungan teknologi.
Terkait dengan wacana ekspor benih lobster yang diungkapkan menteri KKP beberapa waktu lalu, menurutnya masih ada opsi-opsi lain.
"Terlepas dari nanti akan diekspor atau tidak, kita dari pemerintah telah menyiapkan opsi-opsinya seperti infrastruktur dan sarana prasarana penunjang, pembenihan, pengangkutan dan lain-lain," katanya. (OL-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved