Pasar Perumahan Menunjukkan Sinyal Positif

(Ant/S-2)
05/2/2016 05:13
Pasar Perumahan Menunjukkan Sinyal Positif
(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

KENAIKAN jumlah penjualan perumahan di sejumlah wilayah di Tanah Air pada awal 2016 merupakan sinyal positif bagi kebangkitan sektor properti, khususnya untuk pasar perumahan di berbagai daerah. "Riset yang dilakukan Indonesia Property Watch memperlihatkan nilai penjualan triwulan IV/2015 di Bodetabek-Banten menunjukkan kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 16,6% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, di Jakarta, Rabu (3/2).

Dia mengakui pertumbuhan itu belum dapat dipastikan sebagai pola yang berlanjut, tapi paling tidak merupakan sinyal positif untuk pasar perumahan. Apalagi, secara tahunan angka penjualan untuk triwulan IV/2015 itu masih lebih rendah 10,87% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, ujar dia, berdasarkan prediksi yang dilakukan Indonesia Property Watch dengan analisis terhadap wilayah yang cukup berpotensi di wilayah Bekasi, terbukti naiknya tingkat penjualan di wilayah ini cukup signifikan mencapai 72,01% jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, untuk wilayah di sekitar Jakarta, seperti Bogor, mencatat pertumbuhan 15,44%, sedangkan Tangerang turun 8,52%. "Bekasi, Bogor, dan Depok diperkirakan akan memberikan kontribusi positif di tengah kenaikan harga yang sudah tinggi di wilayah Jakarta dan Tangerang," katanya. Ia juga mengingatkan proyek transportasi massal publik, seperti mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT), dinilai bakal membuat wilayah-wilayah itu memiliki nilai tambah.

Sebelumnya, konsultan properti internasional, Jones Lang LaSalle (JLL), menyatakan pada 2016 diperkirakan merupakan bakal kebangkitan optimisme bagi pelaku sektor properti, tetapi juga perlu disertai dengan tingkat kewaspadaan tinggi. "Minat para klien investor dan penghuni kami tetap tinggi dan kami memandang 2016 dengan penuh optimisme disertai kewaspadaan," kata Country Head JLL Indonesia, Todd Lauchlan.

Menurut dia, pada 2015, sektor properti di Indonesia dapat dinilai sebagai tahun yang penuh tantangan, antara lain karena pertumbuhan ekonomi berada di bawah perkiraan. Selain itu, lanjut dia, faktor lainnya ialah pergerakan rupiah yang bersama dengan mata uang lain melemah secara signifikan terhadap dolar AS dan rendahnya harga komoditas menimbulkan kekhawatiran di Jakarta. "Akan tetapi, pada tahun yang akan datang, permintaan akan meningkat bagi pasar perkantoran dan residensial sementara. Bagi sektor ritel, diperkirakan tetap stabil," ucapnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya