Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Perputaran Uang di Babel Melambat Dibanding Tahun Lalu

Rendy Ferdiansyah
21/11/2019 08:52
Perputaran Uang di Babel Melambat Dibanding Tahun Lalu
Ilustrasi(Antara)

Perputaran uang di Bangka Belitung (Babel) September 2019 mengalami perlambatan dibandingkan periode serupa pada tahun lalu.

Perlambatan itu diindikasikan dari perputaran uang tunai dan non tunai yang tercermin pula dari penghimpunan dana masyarakat yang mengalami perlambatan 5,48 persen pada September tahun ini dibanding Desember  2018 sebesar 5,79 persen.

Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) perwakilan Bangka Belitung Tantan Heroika mengatakan saat ini penghimpunan dana masyarakat mencapai Rp 20,61 Triliun.

"Tahun ini dari Januari hingga September, uang tunai yang masuk dan keluar dari BI itu sekitar Rp6 triliun. Dibandingkan dengan tahun lalu
terdapat lonjakan 81,49 persen," kata Tantan. Kamis (21/11).

Lonjakan perputaran uang tunai ini disebabkan selain karena adanya aktivitas ekonomi di Bangka Belitung juga karena adanya pengalihan
pengelolaan kas titipan di Belitung yang semula dikelola oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Selatan menjadi  
tanggung jawab Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
 
Ia menyebutkan tahun 2019 ini, diusia Babel ke-19 tahun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, hal ini disebabkan melambatnya
perekonomian global dunia, faktor dari perang dagang Amerika Serikat dan China.

"Akibat menurunnya ekonomi dunia, berimbas terhadap harga-harga komonditi andalan Babel seperti timah dan lada begitu pula sawit dan karet, belum lagi investasi yang mengalami perlambatan, sehingga tahun ini kendati ekonomi kita tumbuh, tapi melambat,"ungkap dia.

Ditahun 2020 menurutnya, Babel dihadapi tantangan cukup berat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu harus ada terobosan-terobosan yang dilakukan seperti hilirisasi timah, lada dan komoditi lainya.(OL-11)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya